Abah Endan (67th), Jauh seorang diri diperantauan demi mencari nafkah.. 

Beliau bekerja menjadi penjual mainan kuda lumping. 

Harga nya 10rb rupiah per satuan mainan yang abah Endan jual. Abah Endan akan dapat untuk 3000 ribu rupiah dari satu mainan yang ia jual jika laku terjual.

Namun peminat mainan kuda lumping untuk jaman yang semakin canggih ini makin menurun atau bahkan sulit.

Karena anak-anak lebih meminati gadget yang canggih..

Tak jarang abah pun tak membawa uang sepeserpun saat pulang ke rumah..

Padahal beliau telah menjajakan barang dagangannya dari cimaung-soreang, berpuluh kilo meter ia tempuh..

Pagi sekali beliau berangkat dan pulang saat larut malam..

Abah tinggal dirumah kontrakan kumuh seorang diri,

Lembab dan tak terurus karena mungkin hampir seharian di tinggal bekerja dan hanya ditempati untuk tidur saja.

Kontrakan pun sudah mennunggak 3 bulan dan terancam di usir. Abha saat ini sedang kebingungan, karena tak punya uang untuk membayar kontrakan

Padahal abah masih mempunyai istri dikampung yang harus ia kirimi uang, namun apa daya untuk diri sendiri saja tidak cukup bagaimana bisa mengirimi uang untuk istrinya di kampung.

Sering tak memiliki penghasilan walaupun sudah bekerja keras, abah sering menahan lapar..

Harapan abah Enden ingin memiliki usaha warung kecil-kecilan untuk di kampungnya agar ia bisa berkumpul lagi dengan sang istri dan memiliki kehidupan yang lebih layak