Wujudkan Warung Impian Kakek Disabilitas Penjual Mainan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Abah Adang (60th) menjalani hari-harinya dengan langkah yang tertatih-tatih, menempuh perjalanan puluhan kilometer setiap hari untuk mencari nafkah. Sebagai seorang penjual mainan dan agar-agar keliling, ia telah menjalani profesi ini selama 6 tahun terakhir. Dari pagi hingga sore, Abah berjalan dari Cimaung ke Soreang, menawarkan dagangannya dengan berjalan kaki. Meskipun kedua kakinya bengkok, Abah tak pernah mengeluh. Penghasilannya sehari-hari, berkisar hanya antara 20-30 ribu rupiah.
Tatkala ditanya mengapa tak pulang menggunakan angkutan umum, Abah dengan tulus menjawab bahwa ia lebih memilih untuk menghemat uangnya untuk kebutuhan makan daripada membuangnya untuk ongkos pulang. Abah tinggal bersama istrinya, yang pernah mengalami masa sulit karena lumpuh selama 4 bulan. Kini, meski kondisinya telah membaik, Abah tetap ingin membawa pulang penghasilannya untuk dinikmati bersama.
Meskipun penghasilannya tak menentu dan dagangannya kadang sepi, Abah tidak pernah menyerah. Meski pernah menjadi buruh bangunan, ia beralih profesi menjadi penjual mainan karena kondisi kakinya yang tak memungkinkan untuk pekerjaan yang terlalu berat. Abah bersyukur masih diberi kesehatan untuk mencari nafkah, namun ia bermimpi memiliki usaha lain, seperti warung kecil, yang bisa memberikan kestabilan dalam kehidupannya.
Wujudkan Warung Impian Kakek Disabilitas Penjual Mainan
terkumpul dari target Rp 50.000.000