Mengandalkan Isi Ulang Korek Api di Masa Senja
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Abah Ase, di usianya yang sudah lanjut, setiap hari mencari nafkah dengan mengisi ulang gas korek api. Dengan kegigihannya, Abah Ase mangkal di depan toko milik orang lain. Beruntung, pemilik toko tersebut sangat baik dan mengizinkan Abah Ase untuk mencari nafkah di depan tokonya.
Namun, Abah Ase merasa tidak enak hati, sehingga ia selalu membantu mengatur parkiran toko tanpa meminta tarif. Ini adalah bentuk balas jasa Abah Ase kepada pemilik toko. Selain itu, setiap kali toko tersebut kedatangan barang, Abah Ase senantiasa membantu mengangkat barang-barang ke dalam toko.
Setiap hari, Abah Ase berada di depan toko dari pagi hingga sore. Tarif untuk mengisi ulang gas korek api bekas diberikan seikhlasnya. "Kadang ada yang kasih gope atau seribu, abah terima," ujar Abah Ase sambil tersenyum.
Penghasilan sehari dari isi ulang gas korek api hanya cukup untuk membeli 1 kilogram beras saja. Meski dengan segala keterbatasan, Abah Ase terus berjuang, walaupun sering merasa minder karena gangguan pendengaran yang sangat parah di kedua telinganya. Gangguan pendengaran ini belum pernah diperiksakan ke dokter. Bagaimana mau periksa? Untuk makan sehari-hari saja, Abah Ase sudah jauh dari kata layak.
Harapan Abah Ase adalah bisa mengobati gangguan pendengarannya, sehingga ia tidak harus minder lagi jika ada orang yang ingin berkomunikasi dengannya. Jika memiliki modal, Abah Ase ingin sekali berjualan kopi seduh di depan toko.
Mengandalkan Isi Ulang Korek Api di Masa Senja
terkumpul dari target Rp 50.000.000