Abah Ano Pejuang Nafkah yang Tak Kenal Menyerah
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Perjuangan seorang kakek demi cucunya untuk terus sekolah
Abah Ano sering mengalami kegagalan dalam usaha, namun hal itu tidak mengendurkan semangatnya untuk terus berjuang demi keluarga tercinta. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Abah Ano selalu bersyukur dan ikhlas dalam mencari rezeki. Setiap harinya, Abah Ano berkeliling kampung untuk berjualan balon.
Keuntungan dari satu balon adalah 4 ribu rupiah. Namun, ketika ada anak kecil yang ingin membeli tetapi tidak memiliki uang, Abah Ano selalu memberinya balon secara gratis. Menurut Abah, "Insyaallah keuntungannya akan digantikan dalam bentuk apapun, baik itu kesehatan maupun rezeki."
Setiap hari, Abah Ano pergi dari pagi hingga petang dan hanya mendapatkan sekitar 60 ribu rupiah. Namun, sebagian dari penghasilan tersebut harus disetorkan kepada pemilik balon. Keuntungan yang didapat Abah hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
Di rumah, Abah tinggal bersama Emak dan cucunya, Riris, yang masih duduk di kelas 2 SD. Abah merawat Riris sejak usia 55 hari. Ibu Riris meninggal dunia saat Riris berusia 55 hari, dan sejak itu, Abah dan Emak mengambil alih perawatan Riris.
Meskipun dengan segala keterbatasan, Abah dan Emak sangat sayang terhadap cucunya. Abah ingin sekali Riris bisa sekolah setinggi-tingginya. Harapan Abah Ano saat ini adalah memiliki usaha sendiri seperti warung atau warteg kecil-kecilan, agar bisa menunjang ekonomi keluarga dan memastikan Riris bisa terus melanjutkan sekolah hingga jenjang yang lebih tinggi.
Abah Ano Pejuang Nafkah yang Tak Kenal Menyerah
terkumpul dari target Rp 50.000.000