Urgent! TBC Akut dan Gizi Buruk serang Tukang Pulsa
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Mimpi Wahyudin untuk membahagiakan Ibunya harus dikubur dalam dalam. Ia terpaksa harus berhenti bekerja karena kecelakaan yang di alaminya 2 tahun lalu.
Semenjak kecil Wahyudin hidup dalam keprihatinan, ditinggal sang ayah tanpa sebab dan sang ibupun pergi merantau untuk bekerja sebagai ART (Asisten Rumah Tangga).
Namun dalam keterbatasannya ia selalu mandiri dan tak mau membebani keluarga dan orang sekitar. Berbagai pekerjaan ia lakoni dan profesi terakhirlah yang menurutnya lebih baik, Ia bekerja sebagai mekanik escalator di sebuah perusahaan. Tiap bulan iapun selalu mengirimkan uang untuk sang ibu di rantauan.
"Saya sebelumnya udah mau ajak ibu pulang lagi ke Bandung, biar gak usah lagi kerja. Bisa kumpul lagi, kasian ibu sudah sepuh. Tapi nyatanya saya kecelakaan dan kondisinya seperti sekarang ini" Ujar Wahyudin
Disebuah kamar kontrakan kecil ia harus menahan sakit seorang diri, kesedihan mendalam dan kesepian mulai gerogoti kesehatan Wahyudin. Karena tidak pernah menjalani pengobatan kondisi kakinya kian memburuk, susah di gerakan dan semakin hari kaki kanan nya semakin mengecil.
Sedikit tabungan yang diperolehnya waktu bekerja habis sudah karena dipergunakan untuk keperluan sehari hari. Dalam kondisi terpuruk, perasaan ingin menyerah dan mengakhiri semuanya sempat terbersit dalam benak Wahyudin. Namun, ia tahu Allah tak suka jika hamba Nya larut dalam kegagalan dan keputus asaan.
Saat ini dengan sisa-sisa semangat, Wahyudin mencoba bangkit. Ia tak mau terus menyalahkan takdirnya. Dan tak mau terus di kasihani oleh orang lain.
"Saya malu pak, untuk makan dan kontrakan kadang dibantu sama tetangga, kadang ibu saya juga kirim uang untuk saya disini. Saya gak mau merepotkan lagi mereka. Saya sering seharian gak makan" Tambahnya
Meski dengan segala keterbatasannya, dia berusaha cari kerja kesana sini, tapi bukannya diterima bahkan Wahyudin harus tahan terima kata-kata celaan dari orang-orang yang sering kali merendahkannya.
Setelah berbagai usaha dan upaya yang dilakukan, Wahyudin akhirnya memutuskan untuk bertahan hidup dengan berjualan tisue dan pulsa berkeliling, bermodal uang dari hasil pinjaman dari tetangga. Ia pun mulai menyisihkan dari hasil dagangannya untuk biaya pengobatannya.
Perjuangan Wahyudin tidaklah mudah, butuh waktu panjang untuk dia mengumpulkan uang untuk biaya pengobatannya. Sedangkan kesehatannya terus di gerogoti oleh penyakitnya.
Namun, nasib malang kembali menimpa Wahyudin. Karena tertalu memaksakan diri berjualan pada akhirnya kondisinya pun semakin drop dan dilarikan ke rumah sakit.
Hasil pemeriksaan dokter, Wahyudin didiagnosa TBC akut dan gizi buruk. Sedangkan untuk kakinya belum ada tindakan pemeriksaan. Dokter menyarankan, penyembuhan utama harus pada TBC nya terlebih dahulu.
Tak kuat bersuara, sekarang hanya hatinya yang bisa terus memohon pertolongan Allah. "Saya yakin Allah tak akan membiarkan saya seperti ini terus." Ujar Wahyudin
Wahyudin saat ini hanya bisa berdoa semoga bisa tabah menghadapi cobaan yang menerpa.
Masa muda Wahyudin sudah direnggut oleh penyakit yang menyerang tubuhnya, maukah sahabat semua bantu Wahyudin berjuang dan bangkit dari keterpurukan.
Sahabat Kebaikan, jika bukan kita yang mengulurkan bantuan, siapa lagi yang akan memberi pertolongan? Mari berbagi sedikit yang kita punya untuk menemani perjuangan Wahyudin.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan Wahyudin. Selain itu akan di gunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan yayasan global sedekah movement.
Urgent! TBC Akut dan Gizi Buruk serang Tukang Pulsa
terkumpul dari target Rp 50.000.000