"Dokter bilang, tumor di leher Elina harus dioperasi, takutnya menyebar sampai ke otak, bahkan bisa membahayakan nyawanya" Ujar Bu Eti

Saat Elina lahir, muncul benjolan kecil sebesar kelereng di leher sebelah kiri, tapi tak dapat diperiksa akibat kendala biaya hingga benjolan makin hari kian membesar dan Elina kerap menangis kesakitan tiap hari, akhirnya orang tua memaksakan diri untuk memeriksakan nya.

Betapa kagetnya orang tua ketika tahu ternyata Elina mengidap tumor leher (Tumor Coli). Tangis pedih tak kunjung berhenti mengalir dari mata Pak Utar dan Bu Eti, kedua orang tua Elina. Mereka tak sanggup membayangkan anak semata wayangnya menahan sakit itu selama ini. 

Kini usianya 3 tahun, di usia yang belum banyak mengerti, tangis Elina terus pecah setiap tarikan nafasnya. Badannya yang mungil tak kuasa tahan denyut bengkak tumor yang kini telah sebesar kepalan tangan orang dewasa. 

Pak Utar bekerja makin giat lagi, tapi hasil baik tak kunjung datang. Sementara penghasilan sang ayah sebagai kuli bangunan yang hanya 50 ribu, telah habis tak tersisa tuk sambung hidup sehari-hari.  Penghasilannya yang tak menentu sangat sulit untuk mencukupi biaya pengobatan sang anak.

"Barang barang di rumah sudah saya jual untuk berobat Elina, tapi tetep masih gak cukup. Saya gak tega lihat Elina nangis kesakitan hampir tiap hari. Ya Allah, mudah mudah an kami diberikan rezeki agar Elina bisa terus berobat".Ungkap Bu Eti

Sahabat Kebaikan, Elina harus terus menjalani pengobatannya, karena jika dibiarkan, benjolan di lehernya akan terus membesar dan membahayakan nyawanya.

Jangan biarkan pengobatan Elina terhenti. Yuk! sama-sama kita satukan hati dan membantu Dik Elina untuk bisa terus mendapatkan pengobatannya hingga sembuh.

 

Disclaimer: Dana akan digunakan untuk biaya pengobatan Adik Elina dan segala keperluan lainnya. Selain itu juga dana akan digunakan untuk implementasi program lainnya dan para penerima manfaat lainnya yang membutuhkan, di bawah naungan Global Sedekah Movement.