Seorang Difabel Berdagang Asongan, Demi Merawat Ibu Dan Kakak ODGJ
terkumpul dari target Rp 100.000.000
meski fisik dan mentalnya tak sempurna, Nenden berjualan asongan demi merawat kakak ODGJ dan Ibu yang sakit-sakitan.
Kasih sayang dan kepedulianya kepada keluarga begitu besar, meski fisiknya tak sempurna pun dengan mentalnya. Euis Nenden (24) mengalami kelainan fisik dan mental setelah mengalami koma selama 8 bulan selepas menjalani operasi pengangkatan tumor di leher ketika Nenden berusia 4 tahun. Semenjak itu sebelah tubuhnya menjadi kaku seiring kejang yang hampir setiap hari Ia alami dan pikirannya pun seperti berhenti bertumbuh. Bahkan kini jika ia ditanya berapa usianya, Nenden selalu menjawab bahwa usianya baru 4 tahun.
Tak pernah merasakan bangku sekolah. kini Nenden berjuang merawat dan menghidupi kakak dan ibundanya dengan berjualan asongan terutama semenjak sang Ibu sakit-sakitan.
"Meski sering saya larang, namun Nenden selalu memaksa untuk pergi jualan terutama jika melihat saya sedang sakit dan tidak bisa pergi berjualan, biasanya Nenden memang saya bawa berjualan" Ungkap Ibu Suhaeni sambil tertunduk.
Meski memiliki keterbatasan, namun rasa cinta dan kasih sayangnya tampak begitu besar pada sang ibunda Ibu Suhaeni (56) dan sang kakak Dadan (39) yang mengalami gangguan jiwa sejak 14 tahun lalu.
Sang Ibu yang seorang pedagang keliling, kini sering sakit-sakitan, sedang sang Kakak Dadan mengalami gangguan kejiwaan yang cukup parah karena terus menyakiti diri dengan mengikatkan segala sesuatu di tubuhnya, bahkan kawat sengaja ia ikatkan di jari dan lengannya. Kondisi kakanya saat ini terlihat sangat mengenaskan.
Sebagian jari terlihat sudah tak tertutup daging dan kulit. Tangan kirinya mengeluarkan bau busuk akibat dagingnya telah membusuk. Kawat yang mengikat lengannya telah mengiris kulit dan daging di lengannya hingga mencapai tulang dan mesti dilakukan operasi untuk melepaskanya.
Jika hendak di bawa berobat dia akan mengamuk sejadinya, hingga terpaksa Ia harus di pasung di sebuah bangunan kosong dan hanya Nenden dan sang Ibu yang bisa mendekati Dadan untuk memberinya makan serta minum.
Dengan fisik yang tak sempurna, berkilo meter Nenden menyeret tubuhnya menjajakan barang daganganya menyusuri jalan dan gang yang biasa Ia lalui bersama sang Ibu, meski tak jarang Ia menjadi tontonan namun senyum serta keceriaan seperti tak pernah beranjak dari wajahnya, seolah ingin menyembunyikan pelik hidup yang Ia lalui setiap hari bersama keluarga.
Ketika kami tanya untuk apa Ia berjualan, Nenden menjawab bahwa Ia ingin membawa sang Kakak serta sang Ibu untuk pergi berobat, namun Ia heran meski telah "banyak" Uang yang Ia kumpulkan namun belum juga cukup untuk membawa mereka berobat.
Insan baik, maukah insan baik membantu mewujudkan impian Nenden untuk membawa sang Ibu serta Kakak tercintanya untuk menjemput pengobatan? Sekecil apapun bantuan dari insan baik akan sangat berarti untuk mewujudkan impian Nenden
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan di pergunakan untuk biaya pengobatan Kakak serta Ibunda Nenden, serta untuk modal usaha Nenden dan sang Bunda, juga jika ada kelebihan dana akan di pergunakan untuk keberlanjutan program- program sosial kemanusiaan di bawah naungan serta pendampingan Yayasan Amal baik insani.
Seorang Difabel Berdagang Asongan, Demi Merawat Ibu Dan Kakak ODGJ
terkumpul dari target Rp 100.000.000