Demi Membawa Nenek Berobat, Gadis Kecil Jualan Keliling.
terkumpul dari target Rp 90.000.000
Meski tampak seperti berusia 7 Tahun, gadis kecil itu sesungguhnya berusia 12 tahun. Dia terlihat menyusuri gang kecil seraya membawa barang dagangan yang tampak berat di kedua tangannya.
Meski tubuh kerdilnya sering menjadi ejekan teman sebaya, namun hatinya dan semangatnya begitu besar sehingga seringkali di jadikan contoh oleh ibu guru dan para orang tua kepada teman sebayanya.
Langkah demi langkah ia lalui dengan penuh semangat yang nampak jelas terpancar di matanya.
Vio adalah nama dari kedua orang tuanya yang saat ini entah dimana keberadaannya. Ditengah pendidikannya yang berada di kelas 4 sekolah dasar, dia harus merawat neneknya yang tengah sakit.
Setiap hari sebelum ia berangkat sekolah, selalu ia sempatkan merawat sang nenek. Penuh kasih sayang ia merawat dengan sabar neneknya yang tampak terkulai lemah. Begitu pula ketika sepulang sekolah sebelum ia berjualan, ia masih sempat membereskan rumah dan menyiapkan kebutuhan neneknya itu.
Dagangan yang didapat dari titipan tetangga menjadi satu-satunya harapan baginya untuk tetap bisa makan dan membeli obat untuk sang nenek yang menemani kesehariannya. Tak pernah terdengar keluh kesah dari mulutnya. Meskipun ia masih kecil, ia tetap mau berusaha tanpa merasa malu berkeliling menjajakan dagangannya.
Meskipun tak jarang ia mengalami penolakan, ia tetap menjalani kesehariannya dengan ceria. Tak banyak yang dia dapat dari hasil penjualannya itu. Hanya sepuluh sampai dua puluh ribu rupiah baginya itu adalah nilai yang bisa menopang kehidupannya.
Dalam perjalanannya melewati jalan yang cukup jauh untuk ditempuh, terkadang tak mudah baginya melewati jalur yang mungkin bagi mereka yang memiliki tubuh normal bukanlah sesuatu yang berat. Sesekali ia tampak berhenti untuk melepas lelah dalam dekapan teduh dedaunan di samping jalan.
Seraya memandang jauh dengan benak yang berkecamuk, rasa lelah tak bisa ia hindari. Namun betapapun beratnya perjalanan itu, dia akan selalu kembali bangkit dengan segera mengejar waktu yang tak memberinya jeda.
Saat melihat teman sebayanya bermain, tentu ada keinginan di hatinya untuk turut bermain bersama mereka. Namun dia dengan tegar menahan keinginannya yang seharusnya ia dapatkan. Ia terkadang hanya menatap dari kejauhan teman-temannya yang tengah bermain.
Ia juga sering secara terpaksa menolak ajakan dari teman sekolahnya untuk ikut dengan mereka.
Rasanya terasa begitu menyakitkan melihat seorang anak harus mengorbankan kebahagiaan masa kecilnya demi bertahan dari keadaan yang tak pernah ia inginkan.
Namun itulah kisah yang anak kecil ini harus ia lewati sehari-hari, sembari berharap akan ada akhir bahagia di tengah perjuangannya saat ini.
Saat aku mencoba bertanya tentang cita-cita dan keinginannya saat ini, ia menjawab dengan polos. “Vio ingin jadi Polisi dan ingin nenek sembuh biar Vio bisa berkumpul lagi dengan ayah dan ibu”. Sebuah jawaban yang tampak sederhana namun menampar jiwa yang iba. Batin terasa berkecamuk mendengar jawaban polosnya.
Entah apa yang akan dia rasakan saat mengetahui pahitnya keyataan betapa berat cita-cita yang ingin dia raih. Aku hanya berharap ia tetap mampu mengejar impiannya entah dengan cara apa. Setidaknya Semoga ia mampu menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Insan Baik, uluran tangan dan donasi terbaik kita mungkin dapat membantunya mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dan mewujudkan keinginannya. Bukan dari seberapa banyak yang mampu kita bantu, melainkan seberapa besar arti uluran tangan kita yang baginya akan terasa sangat meringankan beban hidup yang tengah dipikulnya.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan Vio, terutama untuk biaya pendidikan dan pengobatan neneknya. Juga akan digunakan oleh penerima manfaat lainnya serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan yayasan Amal baik insani.
Demi Membawa Nenek Berobat, Gadis Kecil Jualan Keliling.
terkumpul dari target Rp 90.000.000