Berjuang Sendiri Nafkahi Anak Disabilitas
terkumpul dari target Rp 76.320.000
Direndahkan, diremehkan, hingga dikucilkan sudah pernah dialami Bu Ros. Evin, anak semata wayangnya sudah memiliki kelainan genetik langka sejak lahir.
Suami Bu Ros sudah meninggal dunia beberapa tahun silam. Kini, Bu Ros meneruskan profesi suaminya sebagai penjual kerupuk dan roti. Sejak pagi, Bu Ros dan Evin menempuh jalan puluhan kilometer menggunakan roda, menjajakan dagangannya dan menitipkan dari warung ke warung.
“Udah 5 tahun saya jualan kerupuk keliling. Setelah suami meninggal, saya kewalahan karena harus keliling puluhan kilometer dan harus bawa anak saya karena ga bisa ditinggal sendiri. Kadang harus tahan lapar kalo kerupuk sama roti banyak yang ga laku," ungkap Bu Ros.
Penghasilan yang didapat hanya Rp30.000 per hari, itupun jika laku. Jika ada barang sisa, Bu Ros tak mendapatkan penghasilan bahkan merugi.
"Pernah ada yang nyuruh saya untuk minta-minta, tapi lebih baik saya capek jualan daripada harus minta-minta. Saya pengen punya modal usaha buat jualan di rumah. Kalau saya punya modal sendiri, bisa jualan yang lain dan penghasilan juga nambah," lanjut Bu Ros.
Menjadi single mom memang tidak mudah, apalagi kondisi anak satu-satunya pun tidak seperti anak normal pada umumnya. Yuk temani perjuangan Bu Ros punya modal usaha!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan kebutuhan Evin. Donasi juga akan digunakan untuk penerima manfaat lain di bawah naungan Yayasan Amanah Kebaikan Insani.
Berjuang Sendiri Nafkahi Anak Disabilitas
terkumpul dari target Rp 76.320.000