Lumpuh dan Sebatang Kara, Mak Ening Sering Kelaparan
terkumpul dari target Rp 75.000.000
Detak suara jam dinding usang adalah satu-satunya yang menemani Mak Ening melewati hari-hari sepinya.
Mak Ening (72) lumpuh dan hidup sebatang kara sejak suaminya meninggal 7 tahun lalu. Beliau sering menahan lapar di dalam gubuk tua berukuran 3x3 meter yang sudah lapuk dan keropos di mana-mana. Hanya ada kasur usang, jam dinding dan perabot tua, sajadah usang, dan beberapa piring dan gelas plastik.
"Makan kadang Mak masak sendiri kalo ada yang bisa dimasak, tapi seringnya dikasi sama tetangga. Kalo sakit ya Mak tiduran aja, nunggu sembuh sendiri," ungkap Mak Ening terbata-bata seraya menahan air matanya.
Gejala kekurangan gizi tampak jelas di wajah dan tubuh Mak Ening yang sangat kurus dan tak terurus, bahkan jalan mengesot pun lemas dan kesulitan.
Insan Baik, yuk hadirkan kebahagiaan untuk Mak Ening di hari tuanya yang begitu kesepian, sakit, dan kesulitan dengan donasi terbaik!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan Mak Ening dan renovasi gubuk. Jika ada kelebihan dana akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan lainnya di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Lumpuh dan Sebatang Kara, Mak Ening Sering Kelaparan
terkumpul dari target Rp 75.000.000