Kaki dan Tangan Palsu untuk Difabel
terkumpul dari target Rp 30.000.000
Pada tahun 1998, Indra mengalami musibah yang mengubah hidupnya, ia terlindas kereta api di rel Cibatu Garut. Akibat kejadian tersebut Indra harus kehilangan kedua kakinya, kala itu ia sedih dan bingung, bahkan ia sempat memutuskan untuk bunuh diri.
Namun sang ibu terus memberikan semangat serta doa yang tak pernah henti, itu pula yang membuatnya tetap bertahan. Selama 4 tahun, Indra jatuh bangun bangkit dari keterpurukan, meski tak mudah akhirnya ia memutuskan untuk memulai hidup baru.
Indra melakukan usaha apapun, mulai dari berjualan, ikut kegiatan pesantren dan pelatihan handicraft. Hingga akhirnya ia bertemu Anwar di perkumpulan komunitas Difable, Indra menyampaikan keinginannya untuk kembali berjalan walau harus menggunakan kaki palsu.
Mengingat biaya yang dibutuhkan untuk kaki palsu tidak sedikit, maka saat itu mereka berinisiatif membentuk sebuah wadah untuk orang-orang yang ingin terus berkarya meski dalam keterbatasan, dengan nama Kelompok Kreatifitas Difabel (KKD).
KKD berdiri pada tahun 2010, kelompok ini bergerak dalam bidang pembuatan kaki, tangan palsu serta brice dengan harga terjangkau. Mereka sangat sadar orang yang membutuhkan kaki palsu, kebanyakan dari kalangan yang kurang mampu.
Jika ada orang yang memerlukan kaki palsu namun tidak memiliki biaya, KKD memberikannya secara cuma-cuma. Namun bahan baku tersebut dibeli dari biaya hasil pemesanan kaki dan tangan palsu dari donatu, karena KKD belum memiliki modal usaha secara tetap.
Dalam keterbatasan, mereka mempunyai impian untuk mandiri, dengan berbagi kepada orang lain. Mari sahabat, kita dukung Kelompok Kreativitas Difabel terus berkarya dan menebar manfaat. Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia, Bersama Sharing Happiness!!!
Kaki dan Tangan Palsu untuk Difabel
terkumpul dari target Rp 30.000.000