Hadirkan Alat Implan Koklea, Agar Gibran Bisa Melihat Dan Mendengar
terkumpul dari target Rp 405.600.000
Muhammad Gibran Arsenio adalah anak kedua dari pasangan bapak Imam dan ibu Winda, saat Gibran lahir ia nampak sehat seperti bayi baru lahir pada umumnya. Namun saat Gibran berusia 2 minggu, pada kedua matanya ditemukan ada setitik selaput putih seperti katarak. Setelah melakukan konsultasi ke dokter spesialis mata ternyata Gibran harus segera di rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dokter spesialis mata anak.
Sesampainya di rumah sakit dokter segera meminta untuk segera dilakukan tindakan operasi mata kiri Gibran. Di tengah perjalanan operasi berlangsung, dokter menyampaikan informasi bahwa jantung Gibran mengalami kebocoran.
Satu minggu pasca operasi, Gibran kembali melanjutkan operasi mata kanannya. Namun sebelum dilakukan tindakan operasi yang ke dua ini, Gibran harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke dokter spesialis jantung anak-anak. Setelah dilakukan tindakan echo jantung, di dapatlah hasil bahwa Gibran mengalami kebocoran PDA ASD 2,5 mili.
Tindakan operasi katarak mata kanan Gibran akhirnya berjalan dengan lancar namun dokter spesialis mata anak mencurigai bahwa Gibran terkena virus Rubella. Bahkan dokter mencurigai virus tersebut sudah merusak beberapa organ penting tubuh Gibran.
Gibran pun dirujuk kembali ke rumah sakit Kariadi Semarang untuk melakukan tindakan test darah torch. Dan hasilnya pun benar saja Gibran positif terinfeksi virus rubella. Akhirnya Gibran melakukan serangkaian test yaitu, test Bera, test ASSR di rumah sakit Kariadi Semarang.
Gibran juga di periksa dokter spesialis THT dan hasilnya Gibran dinyatakan tuli dengan tingkat desibel yang tinggi yaitu 110 desibel untuk ke dua telinganya. Dokter THT pun menyarankan Gibran untuk operasi implant dikarenakan alat bantu dengar tidak dapat mengcover gangguan pendengaran Gibran yang tinggi.
Tiga bulan kemudian, mata kanan Gibran kembali tumbuh selaput putih yang menutup kornea matanya. Gibran harus menjalani operasi mata kanannya untuk ke 3 kalinya. Karena syaraf mata kanan Gibran mengalami kerusakan. Keterbatasan biaya lah yang saat ini membuat Gibran belum bisa mendengar dan melihat secara jelas.
Tentu kedua orang tua Gibran tidak ingin merebut hak anaknya, hak Gibran untuk dapat melihat dan hak Gibran untuk dapat berbicara. Melalui Sharing Happiness kedua orang tua Gibran sangat berharap para sahabat donatur dapat ikut berpartisipai mewujudkan impian Gibran untuk dapat mendengar dan berbicara.
Ibu Winda yang tidak lain adalah ibunda Gibran menyampaikan bahwa iya merasa sangat bersalah kepada Gibran. Namun, setidaknya ia sudah berusaha sekuat kemampuannya.
“Gibran kamu memang tidak bisa memilih dari orang tua mana kamu dilahirkan dan dibesarkan. Tapi janji mama dan papa untuk Gibran, kami akan selalu memberikan yang terbaik bagimu. Anakku Gibran, janganlah takut kamu akan bermimpi dengan segala kekurangan yang kamu miliki. Percayalah, semua itu dapat engkau wujudkan. Teruslah berjuang anakku,” ungkap ibu Winda.
Hadirkan Alat Implan Koklea, Agar Gibran Bisa Melihat Dan Mendengar
terkumpul dari target Rp 405.600.000