Melestarikan 111 Tahun Pemikiran Buya Hamka
terkumpul dari target Rp 100.000.000
H. Abdul Malik Karim Amrullah (1908-1981), atau yang dikenal luas dengan nama Buya Hamka adalah salah seorang tokoh penting dalam sejarah nasional Indonesia. Beliau diberikan anugerah sebagai Pahlawan Nasional setelah tiga dekade selepas kepergiannya.
Penyematan nama “Buya” yang artinya “Ayah” adalah bukti bahwa nama beliau dikenang bukan hanya karena pencapaian luar biasa semasa hidupnya, melainkan juga karena sosoknya yang begitu dekat bagi rakyat Indonesia, bagaikan ayah bagi seluruh bangsa.
Terlahir dari keluarga yang memiliki sejarah panjang orang-orang besar, putra dari ulama besar Minangkabau, H. Abdul Karim Amrullah (1879-1945) atau Haji Rasul, tokoh sentral dalam sejarah Sumatera Thawalib dan Muhammadiyah di Sumatera Barat, Buya Hamka telah meninggalkan jejaknya sendiri dalam perjalanan intelektualnya yang sangat panjang.
Beliau adalah penulis, novelis dengan sejumlah karya klasik dalam sejarah sastra Indonesia, jurnalis, redaktur, tokoh Muhammadiyah yang diterima di semua kalangan, pendidik, politisi, budayawan, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama, mufassir asli Indonesia, dan cendekiawan yang mendapat pengakuan dari dunia Islam internasional.
Selama bertahun-tahun, buku-buku beliau yang jumlahnya mencapai seratus judul tidak dicetak ulang di Indonesia, namun laku keras di negeri jiran. Di Malaysia, pemikiran beliau masih terus-menerus didiskusikan dalam berbagai seminar ilmiah.
Karyanya merangsang lahirnya begitu banyak makalah, buku, tesis dan disertasi, sementara generasi muda Indonesia umumnya mengenal beliau hanya dari karya-karya romannya seperti di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
Biografi beliau tidak pernah diulas dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah. Oleh karena itu, Sekolah Pemikiran Islam (SPI) merencanakan sebuah rangkaian kegiatan yang bertajuk “111 Tahun Buya Hamka: Berbagi Cerita Tentang Sang Ayah Bangsa” yang akan dimulai pada bulan Februari 2019.
Kegiatan yang terdiri dari sejumlah kajian, seminar, dan daurah intensif ini ditujukan untuk memperkenalkan kembali sosok Buya Hamka kepada generasi muda Indonesia sebagai pihak yang paling berhak untuk menjadi pewaris-pewaris beliau.
Sahabat, mari kita dukung kegiatan ini untuk melestarikan kembali pemikiran-pemikiran karya Ayah Bangsa, berkolaborasi bersama Rumah Zakat dan Sekolah Pemikiran Islam (SPI), berikan bantuan terbaikmu. Berbuat nyata, Berbagi Bahagia, bersama Sharing Happiness.
Melestarikan 111 Tahun Pemikiran Buya Hamka
terkumpul dari target Rp 100.000.000