Bantu Pak Jotua serta Pejuang Nafkah Lainnya yang Terus Berjuang
terkumpul dari target Rp 480.000.000
Duduk termenung ditepi jalan, disampingnya terdapat sepedah tua dengan box kayu yang berisikan barang dagangan mainan anak anak. Di stang sepedah nya tertuliskan Sepeda Ini Dijual. Saat kami hampiri dan bertanya pada beliau, jual sepeda karena memerlukan biaya untuk keperluan sekolah anaknya.
"Barangkali aja ada yang mau beli sepeda tua dan sudah rusak ini. Saya gak ada pilihan"
Ujian hidup datang bertubi tubi menghampiri Pak Jotua Sinurat (51), setelah ditinggal sang istri 15 tahun lalu tak lama kemudian iapun jatuh sakit karena stroke, yang mengakibatkan kini tangan dan kakinya sebelah kanan tidak dapat bergerak dengan normal dan sulit untuk berkomunikasi.
Namun dengan segala keterbatasan tidak membuat semangat Pak Jotua hilang, apapun akan dilakukannya demi sang anak tercinta untuk bisa terus mengenyam pendidikan.
“Sayang anak...sayang anak...mainannya, Pak, Bu.. “ Ujar Pak Jotua dengan ciri khas suara lantang yang pantang menyerah.
Meski dibawah panas terik matahari dan aspal jalanan, tidak membuatnya patah semangat. Asalkan halal, meski hanya dapat 30-50ribu ia terima dengan ikhlas dan sabar.
Hampir setiap dari pagi hingga malam Pak Jotua berkeliling menuntun sepeda tuanya menjajakan mainan anak. Bukan tanpa alasan ia harus menuntun sepedanya, satu satunya teman berjuang yang digunakan untuk berjualan sudah rusak karena pernah terserempet mobil dan terjatuh. Jadi tidak bisa ditinggungi dan di kayuh terlalu lama.
Salah satu yang menjadi penyemangat ialah anaknya, Ardi Sinurat yang kini duduk di bangku SMK, sebagai motivasi untuk dirinya untuk terus berusaha.
"Ardi harus sekolah setinggi tinggi mungkin, jangan seperti bapaknya. Apapun pekerjaan saya dari memulung hingga jualan mainan sampai sekarang, saya sering dihina dan diejek karena kondisi saya seperti ini. Tapi saya ikhlas, saya hanya bisa mendoakan kebaikan untuk mereka yang menghina saya" Ujar Pak Jotua
"Lebih baik saya menjadi sampah asalkan anak saya menjadi emas. Saya yakin anak saya bisa sukses" Tambahnya
Bukan Pak Jotua namanya jika mudah putus asa, meski ia tahu hidupnya begitu susah, ia tetap berjuang mencari nafkah. Ia tak peduli kulitnya terbakar matahari dan rasa sakit tangan dan kakinya.
Saat kami bertemu beliau, dagangannya belum banyak yang laku. Sehingga hanya air putih dan sepotong roti untuk mengganjal rasa laparnya.
Kamipun menawarinya makan dan dengan lahapnya beliau memakan makanan yang kami beri.
Kini Pak Jotua tinggal disebuah kontrakan bersama sang anak, sebelum berangkat sekolah Ardi membantu menyiapkan barang dagangan sang ayah. Setelah sang ayah pulang bekerja tak jarang iapun memijat kaki sang ayah.
"Kasian Ardi, teman temannya banyak yang menghina saya. Dia orangnya baik dan sabar. Saya sekarang susah payah mencari uang untuk membeli buku, seragam dan sepatunya. Belum lagi saya harus melunasi tunggakan biaya sekolahnya. Saya juga ingin membelikan sepeda, kasian dia tiap hari harus jalan kaki ke sekolah. Itulah mengapa saya mau jual sepeda ini dan selalu pulang malam tiap hari" Ujar Pak Jotua
Sahabat kebaikan, Pak Jotua adalah salah satu potret pejuang nafkah yang tengah berjuang untuk hidup dalam keterbatasannya.
Sedekah terbaikmu tentunya bisa membantu beliau untuk hidup lebih baik dan meringankan beban hidupnya. Untuk itu, Yuk! kita sisihkan sedekah terbaik untuk Pak Jotua.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan Pak Jotua. Selain itu, akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement
Bantu Pak Jotua serta Pejuang Nafkah Lainnya yang Terus Berjuang
terkumpul dari target Rp 480.000.000