
Jual Mainan Demi Kesembuhan Anak, Bantu Pak Iwan Berdaya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Sudah hampir 2 jam lansia penjual mainan menjajakan dagangannya di tepi jalan. Namun tidak ada seorangpun yang beli, Ia masih tetap tersenyum dan semangat menjajakan dagangannya.
“Sini mainan Dek dibeli, ada mainan sulap, bapak jual murah sini...” - Ujar Pak Iwan sambil menawarkan barangnya ke anak sekolah yang lewat
23 tahun lalu anak yang selalu mereka nantikan terlahir kembar dan prematur. Karena terlahir prematur saat usia kandungan 7 bulan, kedua anak kembarnya yang bernama Wina dan Weni harus jalani pengobatan dan terapi hingga usia mereka 2 tahun.
Seiring berjalannya waktu salah satu anak kembarnya yaitu Wina terlihat berbeda dengan adiknya. Wina sering demam dan kejang-kejang.
”Dokter bilang Wina ada kelainan, harus terapi dan minum obat kejang seumur hidupnya. Kami ikhlas, apapun kondisinya Wina anak kami, akan kami jaga dan rawat sebaik mungkin” - Ujar Pak Iwan
Dunia seakan tak berpihak pada Pak Iwan dan sang istri Bu Lina, ujian hidupnya seakan tak pernah berhenti. Pak Iwan di PHK dan Ia harus kehilangan pekerjaan yang sudah ia lakoni selama puluhan tahun.
Tak berselang lama ia pun jatuh sakit dan harus jalani operasi karena hernia dan ambeien akut yang dideritanya.
”Dulu saya masih mampu untuk memenuhi segala keperluan keluarga, namun setelah saya di PHK dan jatuh sakit, hidup kami serba kekurangan. Kasian anak anak dan istri saya” -Ujar Pak Iwan
Uang tabungan selama puluhan tahun Pak Iwan bekerja habis dan usaha warung lotek Bu Lina pun harus tutup, karena untuk kebutuhan sehari hari. Ia pun tidak ingin berlama-lama jatuh dari keterpurukan.
Dirinya tahu sebagai kepala keluarga harus mencari nafkah untuk keluarga kecilnya. Terlebih untuk kebutuhan sekolah Wina dan Weni yang memerlukan biaya yang tak sedikit.
Wina sudah mengenyam pendidikan di SLB sampai SMU dan Weni sampai sekolah tinggi. Atas kegigihan Pak Iwan, kedua anaknya dapat menyelesaikan pendidikannya, meskipun hanya mengandalkan dari jualan mainan.
”Meskipun kami dalam keterbatasan, anak anak kami harus sekolah. Apapun akan saya lakukan demi anak anak.” -Ujar Pak Iwan
Seiring berjalannya waktu mainan anak yang dijual Pak Iwan kurang diminati, karena anak zaman sekarang lebih menyukai gawai. Pak Iwan pun tidak ada pilihan lain selain berjualan mainan, ia tidak bisa bekerja berat karena riwayat sakit hernia.
Sedang Bu Lina saat ini hanya dirumah menjaga dan merawat Wina. Sang Adik Weni pun baru lulus dan belum mendapatkan pekerjaan, sehari hari hanya dirumah membantu sang ibu merawat Wina.
Kondisi Wina saat ini tidak bisa menjalani aktivitas sendiri, segala aktivitasnya seperti makan, mandi dan lainnya harus dibantu. Kondisi tangan dan kakinya sangat lemah.
Penghasilan yang tak seberapa, tak lebih dari 30 ribu/perhari harus Pak Iwan cukupkan untuk kebutuhan sehari hari. Selain itu Wina pun harus masih menjalani pengobatan seumur hidupnya.
“Wina setiap hari selalu kejang, padahal selalu berobat rutin. Apalagi kalau Wina tidak berobat.” Ujar Pak Iwan
Karena keterbatasan biaya, untuk menuju ke rumah sakit. Tak jarang mereka membawa Wina dengan menggunakan kursi roda dengan berjalan kaki. Namun kursi roda yang saat ini digunakan Wina sudah tak layak, terkadang Pak Iwan harus memangku Wina.
Seiring berjalannya waktu kondisi kesehatan Pak Iwan semakin menurun dan usia pun semakin menua. Harapannya jika memiliki rezeki ingin sekali membuka warung kecil kecilan di rumahnya, agar beliau tidak berjualan keliling lagi.
Sahabat Kebaikan, keluarga Pak Iwan sangat membutuhkan uluran tangan dari sahabat semua. Dengan ikut berdonasi, sahabat semua sudah memberikan harapan untuk kehidupan keluarga Pak Iwan yang lebih layak.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan keluarga Pak Iwan. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya yang membutuhkan di bawah naungan Global Sedekah Movement.
Jual Mainan Demi Kesembuhan Anak, Bantu Pak Iwan Berdaya
terkumpul dari target Rp 50.000.000