Bantu Pak Agus Tukang Service Jam Keliling Dengan Kaki Pincang
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Saya sedih dan gak bisa tidur tenang, sudah hampir 3 bulan saya belum pulang kampung dan kirim uang buat anak. Belum cukup uang"- Ujar Pak Agus.
Saat kami temui bapak sedang istirahat sambil meminum air yang dibungkus plastik dengan tangan bergetar. Ternyata air itu dikasih dari warteg karena bapa udah kehausan dan tidak punya uang.
"Belum ada pelanggan, belum bisa beli makan. Jadi saya hanya minum air putih. Inipun saya minta ke orang”- Ungkap Pak Agus.
Kami pun memberi sedikit rezeki agar bapak bisa beli makan. Karena saat kami tanya, bapak juga belum makan. Tubuhnya bergetar karena kelaparan. Saat kami berikan ia juga membagikannya pada orang lain, sungguh mulia sekali.
Pak Agus (55 tahun) seorang difabel yang menjadi tulang punggung keluarga sebagai tukang service jam keliling. Kondisi kaki kanannya lebih kecil dan tak bisa berjalan normal, ia berjalan dengan terpincang-pincang.
Dengan kaki pincangnya sambil membawa box ditangan, Pak Agus terus berjalan menawarkan jasanya. Walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki, bukan halangan untuknya tak mencari nafkah karena ia harus hidupi dirinya dan anaknya di kampung yang masih bersekolah.
Beberapa kali wajahnya terlihat kelelahan. Bahkan ia terpaksa berhenti beberapa kali karena kelelahan dan pegal di bagian kakinya.
Upah yang didapat tak lebih dari 60 ribu, itupun tidak setiap hari ada. Apalagi jika musim hujan tiba, ia tidak bisa berkeliling karena alat-alat yang ia bawa bisa rusak terkena air hujan. Meskipun upah yang didapat tak banyak, namun ia harus kuat dan semangat.
Jika dihari itu belum dapat pelanggan, terpaksa ia harus menahan lapar, tak jarang ia harus berhutang ke warung nasi. Tak hanya untuk makan sehari-hari, selain untuk keperluan anaknya dikampung. Ia juga harus menyisihkan uang untuk membayar sewa kontrakan 300 ribu/bulan nya.
Sejak istrinya meninggal karena kanker rahim, ia pun memutuskan untuk merantau ke Bandung.
"Kalau dikampung saya sering teringat almarhum istri, jadi saya memutuskan untuk merantau ke Bandung. Alhamdulillah sudah hampir 10tahun saya di Bandung kerja seperti ini"- ucap Pak Agus
Kini meski mencari uang tak semudah itu, Pak Agus terus berusaha di tengah usia senjanya. Harapannya sederhana, selain ingin hidup layak, ia juga ingin punya warung kecil-kecilan.
“Saya pengen punya warung kecil gitu biar tetep bisa cari nafkah, tapi gak harus jalan gini. Itu mimpi saya dari dulu”- lirihnya.
Sahabat Kebaikan, maukah sisihkan sedikit rezeki untuk meringankan beban Pak Agus dan mewujudkan impiannya memiliki warung agar bisa hidup dengan layak?
Yuk bantu wujudkan harapannya dan berbagi kebahagiaan untuk beliau dari kebaikan sahabat semua.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan Pak Agus. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya yang membutuhkan di bawah naungan Global Sedekah Movement.
Bantu Pak Agus Tukang Service Jam Keliling Dengan Kaki Pincang
terkumpul dari target Rp 50.000.000