"Bapak gak tau kemana jarang pulang dan jarang ngasih uang. Intan jualan bantuin mamah buat tambah tambah beli beras dan makanan. Kasian adik adik Intan sering makan dengan garam dan mie instan" Ujar Intan

Dengan membawa kotak kecil yang dibuat dari kardus bekas dan keranjang, Intan dan adiknya berjualan jajanan anak. Mereka berdua bekerja keras berjalan keliling dari gang ke gang mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Padahal usia Intan masih 12 tahun dan adiknya 9 tahun tapi tak malu untuk membantu sang ibu mencari nafkah.

Tak mudah untuk mereka berjualan di usianya yang masih belia, apalagi harus mengorbankan waktu belajar dan bermain dengan teman-temannya.

Mereka berjualan bukan tanpa alasan, sang ibu hanya berprofesi sebagai buruh setrika pakaian dengan upah 50ribu, itupun jika ada yang menggunakan jasanya. Saat ini sang ibu hanya bisa bekerja di rumah karena iapun harus menjaga bayi yang baru dilahirkannya.

“Intan bantu cari uang untuk mamah kak. Kasihan mamah kalau harus kerja sendiri. Intan juga ngumpulin uang dikit dikit untuk keperluan sekolah. Intan dan adik adik gak mau sampe harus putus sekolah. Kata mamah Intan dan adik adik harus terus sekolah supaya jadi orang sukses" kata Intan 

Sang Ibu sebenarnya sedih dan sudah melarang Intan dan adiknya untuk berjualan karena itu bukan kewajibannya. Tapi dia maksa, Saya sampai dibuat terharu waktu dia bilang begitu karena dia sayang sama saya, gak mau kalau saya harus kerja sendirian” ungkap Bu Nuryani, ibunda intan

Dari berjualan jajanan anak untungnya hanya 10-15ribu, itu pun kalau semuanya terjual habis. Biasanya dapat 5ribu saja sudah bersyukur karena dengan uang itu ia bisa membeli sedikit beras atau lauk untuk dimasak di rumah.

Kadang kalau belum dapat 15ribu, Intan dan sang adik mengalah menahan lapar dan terus berkeliling menjajakan dagangannya. Air putih lah sebagai ganjal lapar mereka.

Sesekali jika terasa capek mereka berhenti sejenak, Intan sambil mengajarkan sang adik belajar. Tak jarang sang adikpun jika terasa capek karena sudah berkeliling, iapun tertidur di pangkuan sang kakak.

Di usianya yang masih belia Intan harus merasakan pahitnya kehidupan, begitupun ke 6 adiknya. Segala kebutuhan mereka tidak tercukupi, dari makan sehari hari dan keperluan sekolahnya. Belum lagi mereka harus membayar kontrakan yang setiap bulannya harus menunggak.

Dikontrakan kecil dan sederhana mereka tinggal, tidur dan beristirahat berdesakan setiap harinya. 

Jika diantara adik adik intan sakitpun sang ibu hanya dapat merawatnya di rumah, tidak mampu membawa mereka ke klinik. Hanya diberi obat warung.

"Makan mie dan nasi ditaburi garam atau penyedap rasa makanan kami sehari hari. Saya sedih kalau liat anak anak merengek minta makan tapi di rumah tidak ada apa apa. Tapi untung nya selalu ada orang baik yang selalu membantu saya juga" Ucap Bu Nuryani

"Habis jualan, Intan suka bantu saya menyuapi adik adiknya, cuci piring dan kerjaan rumah tangga lainnya" Tambahnya

Perjalanan Intan dan 6 adiknya masih sangat panjang. Ketidakpastian akan masa depan mereka membuat Intan harus berjuang keras di usia yang masih sangat muda untuk membantu sang ibu dan adik adiknya.

Sahabat Kebaikan, tanpa bantuan darimu keluarga Intan akan kesulitan untuk bertahan hidup. Sedekah terbaikmu tentunya bisa membantu keluarga Intan untuk hidup lebih baik dan meringankan beban mereka. Untuk itu, Yuk! kita sisihkan sedekah terbaik untuk keluaga Intan.

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan keluarga Intan. Selain itu, akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement