
Pikul Dagangan Berat Demi Keluarga Bisa Makan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Saat kita merasa ingin menyerah karena masalah yang hadapi. Mungkin kita bisa baca kisah yang membuat kita ingin bertahan hari ini. Kisah nyata ini dari Abah Wawan, penjual sapu keliling.
Duduk sambil termenung dan bersandar, seorang lansia bernama Abah Wawan Ridwan berusia 60 tahun, matanya berkaca-kaca sambil mengamati dagangannya. Sudah seharian dari subuh berkeliling hingga siang hari namun dagangannya masih utuh. Beliau hanya bisa menghela nafas, sambil memikirkan cara bagaimana ia bisa pulang membawa uang untuk makan istri dan ke 3 anaknya dirumah.
“Kemaren cuma laku satu, hari ini Abah sudah seharian keliling belum juga ada yang laku. Mungkin belum ada rezekinya hari ini untuk Abah" Ujar Abah Wawan
Setiap hari Abah Wawan berjalan puluhan kilometer, dengan jalan tertatih tatih sambil memikul barang dagangannya, seperti sapu lantai, sapu lidi dan alat pel.
Berangkat dari tempat tinggalnya setelah sholat subuh dan kembali kerumah setelah Isya. Abah harus berjalan pelan pelan, karena mata kirinya buta. Hanya mata kanan yang dapat melihat jelas.
Saking beratnya barang jualan yang dibawa, pundaknya pun lecet lecet, tak jarang beliaupun sering menahan sakit. Sakit di pundaknya dan juga perih pada perutnya. Karena berjalan kaki yang cukup jauh dan menahan lapar. Tak jarang ia hanya cukup minum air putih untuk mengganjal rasa laparnya.
"Dari setiap sapu yang terjual, Abah hanya ambil untung 5ribu. Dalam sehari paling banyak laku 6 sapu. Tapi sering juga gak laku sama sekali" Tambahnya sambil tersenyum
Abah Wawan masih memiliki tanggungan 3 orang anak, satu baru lulus dari SMU dan dua lainnya masih bersekolah. Sang istri sudah beberapa tahun kebelakang ini sakit lumpuh dan sedang menjalani pengobatan rutin di rumah sakit. Itulah mengapa Abah harus banting tulang mencari nafkah dari subuh hingga malam hari demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Abah bercerita, dulu beliau kerja di pabrik dan punya penghasilan tetap. Namun pabrik tersebut bangkrut dan setelah itu Abah memilih jualan sapu keliling, pekerjaan ini sudah ia lakoni hampir 2 tahun.
Di ujung usianya iapun berharap ingin hidup layak, Abah ingin sekali mempunyai tambahan modal untuk membeli gerobak, sehingga barang dagangan tidak dipikulnya lagi, juga ingin mempunyai usaha jualan roti. Dari pagi hingga sore beliau masih berjualan sapu keliling dan sore hingga malam beliau berjualan roti bakar. Beliau berharap dengan tambahan modal dan usahanya barunya nanti dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, untuk biaya sekolah anak anaknya dan pengobatan sang istri.
Begitu luar biasa kisah hidup Abah Wawan. Ketegaran Abah bisa jadi teladan. Maukah sahabat membuat Abah Wawan tersenyum hari ini tanpa ada rasa sedih sedikitpun? Yuk, sisihkan sedekah terbaik sahabat semua untuk bantu Abah Wawan.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan keluarga Abah Wawan. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya yang membutuhkan di bawah naungan Global Sedekah Movement.
Pikul Dagangan Berat Demi Keluarga Bisa Makan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
