
Bantu Lansia Tukang Service Payung Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Dari bulan puasa Abah belum pulang kampung, Abah kangen banget sama keluarga. Abah belum cukup uang untuk pulang" Ujar Abah Aceng
"Service payung...service payung..."
Suara itu terdengar lirih, sesekali ia terbatuk-batuk. Meskipun dirinya dalam keadaan sakit, Abah memaksakan diri untuk tetap mencari nafkah.
Sisa-sisa tenaga di usia 70 tahun masih menjadi sebuah anugerah yang Abah Aceng miliki. Sebab, di ujung usianya beliau masih menjadi tulang punggung sekaligus harapan keluarganya.
Debu jalanan serta teriknya panas matahari telah menjadi sahabat dalam menjalani kesehariannya. Segala halangan serta keterbatasannya, beliau tetap semangat mencari nafkah untuk istri dan anaknya di kampung.
Dengan sisa-sisa tenaga yang beliau miliki, Abah dengan tertatih tatih berjalan kaki menyusuri gang dan jalan raya dengan jarak yang cukup jauh guna mengais rezeki menawarkan jasa perbaikan payung dari pagi hingga sore hari. Sesekali iapun beristirahat hanya sekedar meluruskan kakinya yang pegal.
Jasa perbaikan payung sekarang ini kurang dilirik orang, karena sebagian besar mereka akan membuang payungnya jika rusak dibandingkan memperbaikinya. Harga payungpun kini banyak dijual dengan harga murah. Terlebih jika musim kemarau, jarang sekali orang menggunakan jasa perbaikan payung.
"Kalau musim panas gini mah jarang sekali yang memperbaiki payung. Sering nya Abah gak dapat pelanggan. Kadang harus puasa seharian. Kalau lapar Abah hanya minum air putih" Ujar Abah Aceng
Namun kadang ada juga yang memberi sedekah kepada Abah tanpa memperbaiki payung, mungkin karena iba melihat beliau.
Tentunya, hal ini merupakan sebuah perjuangan Abah dalam mewujudkan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Terlebih Abah masih mempunyai anak yang masih bersekolah.
Itulah yang menjadi alasan kuat sampai saat ini kenapa Abah terus berjuang meskipun penghasilannya tidak seberapa, hanya sebatas 20-30ribu rupiah saja. Dengan penghasilan yang sangat jauh dari kata cukup, selama bertahun tahun Abah tidak pernah menyewa kamar kontrakan. Abah memilih untuk menghemat agar uang yang dibawanya ke kampung lebih banyak.
Pos ronda dan masjid lah yang selama ini menjadi tempat singgah Abah Aceng untuk beristirahat.
"Abah sering nya bermalam di masjid, sambil bantu bantu bersihkan masjid. Sebelum keliling Abah bantu marbot untuk menyapu halaman atau membersihkan lainnya. Abah berharap semoga kebaikan kecil ini dapat menjadi wasilah keberkahan dalam hidup Abah dan keluarga" Ucap Abah Aceng
Itu semua beliau tetap jalani dan terus berikhtiar untuk menjemput rezeki. Mau beralih profesipun ia bingung mau kerja apa, karena keahliannya hanya sebatas memperbaiki payung.
Ditengah keterbatasannya Abah tak lupa selalu berdoa dan beribadah. "Rezeki sudah Allah yang atur, tinggal kita bersyukur dan berikhtiar", Tambahnya
Begitu luar biasa kisah hidup Abah Aceng. Ketegaran Abah bisa jadi teladan. Maukah sahabat membuat Abah Aceng agar ia bisa hidup dengan layak? Yuk, sisihkan sedekah terbaik sahabat semua untuk bantu Abah Aceng.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan Abah Aceng. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya yang membutuhkan di bawah naungan Global Sedekah Movement.
Bantu Lansia Tukang Service Payung Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000