Dagangan Mak pernah dilindas motor, semuanya hancur berkeping-keping, padahal hari itu belum ada yang laku satu pun. Mak hanya bisa menangis sambil memikirkan suami di rumah yang sedang terkulai sakit.

Mak hanya bisa memungut satu demi satu sayuran yang sudah rusak dan kotor. Berharap masih ada yang mau membeli barang dagangannya.

Inilah kisah sedih dari sepasang lansia yang bernama Mak Titing (65 tahun) dan Abah Amas (69 tahun) yang kini sedang berjuang ditengah keterbatasannya.

Sehari-hari Mak menjajakan sayur keliling yang dibelinya diwarung lalu dijual kembali dengan keuntungan 2.000 perbungkus. Jika beruntung, Mak bisa mendapatkan keuntungan 10.000 dalam setiap harinya. Namun adakalanya, Mak pun harus pulang dengan tangan kosong tak membawa sedikit pun uang karena sayuran daganganya tak ada yang laku terjual.

"Sudah jalan dari pagi tapi belum ada yang laku satu pun. Kaki Mak sudah sakit, tapi kalau pulang pun kasian Abah dirumah tidak ada makanan sama sekali..." ~Ungkap Mak Titing sambil berkaca-kaca

Sementara dirumah, Ada Abah Amas yang kini sedang berjuang melawan rasa sakitnya karena pembengkakan jantung, paru-paru, dan lambung.

*Kondisinya pun kini semakin memburuk dan hanya bisa terkujur kaku diatas kasur. Sesekali nafasnya tersenggal-senggal sambil terus merintih merasakan rasa sakitnya.*

Tetesan air mata dan ucapan doa tak pernah terhenti dari mulut Mak Titing. Berharap ada keajaiban agar Abah Amas segera diberi kesembuhan.

Mak Titing dan Abah Amas kini tinggal disebuah rumah kontrakan ukuran 3x4 meter. Dirumah kontrakan itulah air mata dan doa terus dipanjatkan. Berharap pertolongan Allah turun.

Didalam hati kecilnya Mak ingin sekali memiliki modal usaha yang layak. Agar bisa membawa suaminya berobat dan memenuhi semua kebutuhannya termasuk membayar rumah kontrakan yang harus dibayarnya dalam setiap bulan.

Sahabat kebaikan, yuk kita temani Mak Titing agar bisa mewujudkan keinginannya untuk memiliki modal usaha yang layak dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini.