
Jatuh dari pohon kelapa Kini ku tak bisa menafkahi keluargaku lagi
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Inilah kisah pilu dari Bapak Taufik (41 Thn) beliau seorang penyadap kelapa, kini beliau tidak bisa bekerja lagi karena terjatuh dari atas pohon kelapa yg tingginya kurang lebih 10 meter.
Pak Taufik terpeleset dan jatuh langsung ke tanah dengan kaki yg terlebih dahulu, menyebabkan kedua kakinya patah, tulang pinggul dan iga juga patah. Sungguh mengerikan kondisi beliau sewaktu terjatuh.
Awal cerita ketika di pagi hari di musim hujan di tahun 2019, seperti biasa beliau bekerja menyadap kelapa, pendapatan beliau ketika masih bekerja bisa mendapatkan 15-20 kg kelapa perhari nya, dan hasilnya itu dijual di harga Rp.5000/kg, sehingga perharinya bisa mendapatkan 75-100rb rupiah.
Namun naas saat itu pohon kelapa tersebut agak sedikit lembab karena memang musim hujan, beliau menyadap kelapa sendirian, lalu tiba-tiba terpeleset dan terjatuh dari ketinggian 10 meter, beliau langsung tidak sadar, pas sadarkan diri di malam hari ketika hujan turun. Sambil menahan sakitnya beliau mencoba berteriak meminta tolong, namun pada jam 11 malam baru ada pertolongan dari teman Pak Taufik, karena mungkin memang mencarinya karena beliau tidak kunjung pulang.
Pada saat itu Pak Taufik langsung dibawa pulang kerumah, dan memanggil mantri setempat untuk mengobati luka nya, telapak kaki sudah banyak darah, dan tulang pinggul dan iga patah. Setelah 3 hari tidak sadarkan diri, akhirnya Pak Taufik bisa sadar, beruntung beliau masih hidup, sontak ketika sadar, beliau langsung menangis melihat kondisinya sekarang, "kaki sudah tidak bisa digerakan dan pinggang sampai dada terasa sakit sekali" ujar beliau.
Pak Taufik tidak dibawa ke Rumah Sakit karena jarak dari kampung nya sangat jauh sekali, mengingat beliau tinggal di kampung pedalaman yang jauh dari kota, ditambah beliau tidak mempunyai kendaraan dan biaya berobatnya. Sampai pada akhirnya istri Pak Taufik meninggalkan nya karena mungkin tidak tahan dengan kondisi yang seperti ini. Dan sampai sekarang Pak Taufik hanya tinggal dirumah ditemani anak dan Ibu nya.
Kini yang mencari nafkah adalah ibunda dari Pak Taufik yakni Mak Otoh (59 Thn), beliau bekerja menjual kelapa keliling, dan mengurus kambing, pendapatan dari berjualan kelapa keliling, Mak Otoh hanya mendapatkan 30 ribu rupiah saja perbulan, karena musim kemarau yg didapat tidak banyak, dan memiliki kambing 5 ekor, yang sebelum nya banyak, namun sudah ada yang terjual, untuk biaya pengobatan Pak Taufik dan menyekolahkan cucu nya Ica (13 tahun) yang duduk di kelas 1 SMP.
Pak Taufik pun memiliki beberapa petak sawah, namun sudah terjual juga untuk biaya pengobatan, sempat dibawa ke RS Djampang, namun tak lama dirawat disana, beliau pulang karena sudah kehabisan biaya. "Seharusnya setiap bulan pun harus berobat ke RS namun sudah tidak punya biaya lagi, sudah habis harta saya tak ada lagi yang bisa dijual" ujar Pak Taufik.
Kondisi sekarang beliau hanya bisa berdiam dirumah, kaki sudah mati rasa, berjalan pun hanya bisa menyeret kan tubuhnya, untuk kencing pun beliau harus memakai selang, karena tidak bisa lagi menahan kencing, dan yang susah ketika hendak BAB, beliau harus dibantu oleh ibu atau anak nya.
Sungguh prihatin, Pak Taufik sudah tidak bisa lagi bekerja dan harus diurus oleh ibu dan anak nya, sedangkan biaya sehari-hari nya pun kurang, hanya dari ibu nya yang mengandalkan berjualan kelapa dan beternak kambing, kadang sehari hanya bisa makan sekali. Rumah pun sudah banyak yang bocor apabila hujan, mengingat rumah beliau hanya gubuk panggung yang sudah tua.
Harapan Mak Otoh hanya ingin Pak Taufik melanjutkan pengobatannya sampai sembuh, dan mempunyai modal usaha yang cukup, untuk bisa cukup makan sehari-hari dan menyekolahkan Ica.
Sahabat kebaikan, mungkin di hari ini kita sedang mempunyai rezeki yang melimpah, untuk itu mari kita mencari keberkahan dengan menyisihkan sebagian rezeki kita untuk membantu biaya pengobatan dan mewujudkan harapan keluarga Pak Taufik.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Pak Taufik serta kebutuhan lainya. Selain itu akan di gunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.
Jatuh dari pohon kelapa Kini ku tak bisa menafkahi keluargaku lagi
terkumpul dari target Rp 100.000.000