Bantu ringankan beban Ibu Nena
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Kasihan adik-adik saya suka dikata-katain anak orang gila dan rumahnya kayak kandang Ayam samping kuburan," ungkap putri bu Nena, Nisa bercerita sambil berkaca-kaca.
Bu Nena (36) seorang penjual sayur keliling yang harus berjuang seorang diri membesarkan dan merawat ke lima anaknya dalam kondisi penuh keterbatasan.
Ia bukanlah seorang janda tanpa suami, namun malang tak dapat di tolak, sang kepala rumah tangga pak Cecep (48) menderita sakit kejiwaan.
Sebelumnya, sang suami bekerja sebagai kuli bangunan tapi kini tengah menjalani pengobatan di tempat rehabilitasi karena sakit kejiwaan. Hal itu tiba-tiba dialaminya 2 tahun terakhir ini, ia terpaksa harus di bawa ke sana karena sering mengamuk dan membahayakan anak-anaknya.
Ujian Bu Nena dan keluarga tidak berhenti sampai di situ, anak ke-2 nya pun kini tengah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa di Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
Seperti sang ayah, ia pun sering mengamuk dan merusak barang - barang hingga membahayakan orang lain. Sehingga warga di sana terpaksa membawa dan mengamankannya karena khawatir akan keselamatan ibu dan adik-adiknya.
Himpitan ekonomi dan tekanan pergaulan disinyalir menjadi penyebab sang anak menjadi terganggu jiwanya, dan di susul oleh sang kepala keluarga yang kemudian mengalami depresi dan gangguan jiwa.
Belum lagi tinggal di rumah yang berukuran 3 x 4 meter dengan kondisi yang jauh dari kata layak. Kayu-kayu dan bambunya sudah mulai lapuk dan keropos, atapnya pun bocor, bahkan toilet pun tidak ada. Bangunan sekecil itu harus di tempati oleh 7 orang secara berhimpitan.
"Selama 2 tahun corona, suami dan saya tidak punya penghasilan dan hidup dari pemberian dan belas kasihan kerabat dan tetangga. Makanya anak dan suami saya jadi stress, baru 2 bulan ini saya menjajakan sayuran. Sebelumnya, paling saya cuman jadi pembersih makan, itupun barangnya punya tetangga jadi hasilnya di bagi 2 sama yang punya barang," ungkap Bu Nena
Penghasilannya tak lebih dari Rp20 – 30 ribu sehingga bu Nena harus berjuang seorang diri membesarkan 4 orang anaknya. Nisa (13) putri ke-3 bu Nena kini terpaksa harus putus sekolah karena ia enggan melanjutkan pendidikannya, selain karena masalah biaya ia tidak tega melihat sang Ibu berjuang seorang diri.
Nisa pun kini mengambil peran sebagai pengasuh ke tiga adiknya Eliya (10), Cepi (6) dan Dewi (3) Masalah kesehatan dan putus sekolah pun kini mengancam ketiga adik Nisa ini.
Sahabat Kebaikan, mari kita bersama-sama menghadirkan secercah harapan bagi bu Nena dan anak-anaknya dengan memberikan do’a dan sedekah terbaik kita untuk mereka.
Disclaimer: donasi yang terkumpul akan di pergunakan untuk modal usaha bu Nena, beasiswa pendidikan anak-anak bu Nena, dan perbaikan rumah bu Nena. Juga untuk penerima manfaat lainnya di bawah pendampingan Amal baik insani.
Bantu ringankan beban Ibu Nena
terkumpul dari target Rp 100.000.000