Terancam Diusir Dari Kontrakan, Bantu Difabel Penjual Balon Berdaya
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Beslah (37 tahun) tulang punggung keluarga yang hidup di salah satu sudut kota besar danharus berjuang banting tulang demi menghidupi dirinya dan kakaknya.
Pak Beslah memiliki keterbatasan fisik yang membuatnya sulit beraktivitas, Kondisi ini membuat nya tidak memiliki kesempatan yang sama dengan orang lain yang normal dalam hal pekerjaan. Namun ia tak tinggal diam, demi menyambung hidup, ia berjualan balon keliling.
Terik matahari dan panasnya aspal jalanan sudah menjadi sahabat sehari-hari. Tak kurang dari 13 km ia lalui setiap harinya. Tak jarang pula ia berjalan dalam kondisi perut kosong karena tidak lagi memiliki pegangan uang.
“Pernah keliling buat jualan dan tidak makan hari itu, dagangan belum laku dan hasil jualan kemarin untuk bayar kontrakan”
Jika ramai pembeli, pak Beslah bisa mengantongi 30.000 sehari. Namun pernah juga tidak membawa uang sama sekali karena hari itu benar-benar tidak ada pembeli.
“Saya ingat betul, hari itu sedang hujan. Masih dalam kondisi gerimis saya tetap keliling untuk berjualan. Ternyata tidak ada pembeli sama sekali”
Meski dengan pendapatan yang tidak seberapa, ia selalu menyisihkan sebagian rezekinya untuk di infaq kan.
“Sedekah tidak akan membuat kita miskin/kekurangan mas” ucap ia sambil tersenyum.
Ia percaya, setiap sebagian rezeki yang ia keluarkan akan mendapat ganti dengan yang lebih baik. Pada suatu hari, ketika pak Beslah sedang istirahat, tanpa disadari ada mainan yang dicuri.
Barang-barang tersebut adalah satu-satunya sumber pendapatan utamanya dan kehilangannya sangat berpengaruh pada pendapatan pak Beslah. Meskipun ditengah rasa lelah, ia tidak pernah meninggalkan shalat dan berusaha untuk shalat tepat waktu.
Saat ini pak Beslah dan kakaknya terancam diusir dari kontrakan karena tunggakan pembayaran yang tak kunjung lunas.
Terancam Diusir Dari Kontrakan, Bantu Difabel Penjual Balon Berdaya
terkumpul dari target Rp 100.000.000