25 Tahun Bu Atikah Tak Henti Bisikan Doa Untuk Wandi
terkumpul dari target Rp 40.000.000
Tangisnya terdengar nyaring dan nafasnya tersenggal-senggal seakan kehabisan oksigen. Akhirnya 25 tahun sudah ibu Atikah dan bapak Ude menemani Wandi dengan penuh kasih sayang. kondisi Wandi semakin kritis,kini badannya semakin kaku dengan kejang yang tiada henti. Jika Wandi kejang, ibu hanya bisa mengompreskan air hangat ke atas kepalanya. Itu yang ibu bisa lakukan sampai saat ini. Ungkap ibu Atikah dengan berkaca-kaca
Sebenarnya Wandi sangat membutuhkan perawatan di rumah sakit. Namun jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja ibu Atikah dan bapak Ude sangat kesulitan untuk membawa Wandi berobat.
ibu dan bapak hanya petani kopi. Pendapatan ibu dan bapak tak menentu. Dalam 1 tahun kadang hanya mendapatkan 120ribu ungkap ibu Atikah . Untuk makan sehari-hari saja ibu mengandalkan bantuan sembako dari pemerintah. Ibu irit agar bisa cukup untuk makan. Yang penting wandi bisa makan.
25 tahun lamanya Wandi harus terbaring tak berdaya akibat penyakit yang dideritanya. Selama itu pula kepingan doa terus dipanjatkan untuk putra tercintanya.
“Ya Allah, jika memang putraku harus hidup seperti ini, panjangkanlah umurku agar senantiasa bisa terus merawatnya. Namun, jika akhirnya aku harus pulang menghadapmu, sembuhkanlah putraku agar kelak dia bisa merawat dirinya tanpa harus merepotkan orang lain.”Saya tidak tega melihat Wandi jika sudah menangis dan kejang. Badannya semakin kaku, tatapannya kosong, sampai saat ini belum pernah berobat ungkap ibu Atikah
Sahabat kebaikan, rasa sakit yang Wandi rasakan begitu luar biasa. Tangisan dan jeritannya seolah memohon pertolongan kepada kita semua. Kita bisa menemani ibu Atikah dan bapak Ude untuk mengantarkan Wandi ke pintu rumah sakit agar rasa sakit ditubuhnya reda dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki.
25 Tahun Bu Atikah Tak Henti Bisikan Doa Untuk Wandi
terkumpul dari target Rp 40.000.000