Bantu Pak Ade Perbaiki Rumah Tepi Jurang
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Mungkin karena sudah bosan hidup miskin, istri saya meminta pisah dan memilih menikah lagi"- kenang Pak Ade
Menjadi orang tua tunggal tentu tidak pernah sedikitpun terbayangkan oleh Pak Ade (55) mengurus dan membesarkan dua orang putra dan putri di tengah keterbatasan ekonomi yang mendera mereka adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah dan harus dijalani setiap harinya.
Putranya Ahmad (17) terpaksa harus putus sekolah karena terkendala biaya, sedang sang putri Lina (14) kini duduk di kelas 8 dan tengah berjuang sekuat tenaga agar tak ikut putus sekolah seperti sang kakak.
Sedang sang Istri memilih untuk pergi dan meminta berpisah dengan membawa serta Putra bungsu mereka dan kini telah menikah lagi.
Pak Ade bekerja sebagai buruh cangkul atau pasang turus sayuran, dengan penghasilan Rp30.000 perhari itupun jika ada yang memerlukan jasanya, ia terpaksa harus cari pinjaman kesana-kesini.
Bukan tidak ingin mencari pekerjaan lain, namun beliau tidak memiliki ijazah sekolah apapun serta tidak memiliki keahlian khusus selain pekerjaan kasar.
Di tambah kondisi mata kanan beliau yang mengalami kebutaan akibat tertusuk serpihan kayu 8 tahun lalu ketika beliau bekerja sebagai penebang pohon.
Keadaan ini semakin membatasi pekerjaan yang beliau lakukan, tak berhenti sampai disitu, kondisi tempat tinggal mereka tak kalah menghawatirkan. Mereka terpaksa harus tinggal di sebuah gubuk tua keropos dan lapuk yang jauh dari kata layak di tepian jurang.
Jangan tanya kenyamanan apalagi keamanan, setiap hari mereka di hantui rasa was-was karena gubuk yang mereka sebut rumah itu bisa kapan saja Ambruk dan terbawa longsor.
Bukanya tak mau pindah, namun tanah dan gubuk itu adalah satu-satunya aset yang pak Ade miliki hasil menabung dan mencicil selama puluhan tahun.
"Saya hanya mampu ikhtiar dengan memasang karung-karung tanah dan pasak-pasak bambu di sepanjang bibir jurang, sambil terus berdoa akan hadirnya keajaiban dalam hidup kami,” - tambah Pak Ade sambil tertunduk.
“Tiap malam saya sering terjaga terutama jika sedang hujan deras karena khawatir terjadi longsor dan anak-anak pun terpaksa harus mengungsi ke rumah tetangga" – lanjutnya
Insan Baik, jika kondisi ini tidak segera kita atasi, bukan hanya tempat tinggal mereka yang bisa kapan saja ambruk, namun keselamatan mereka pun bisa kapan saja terancam.
Jangan biarkan harapan itu padam, mari bersama-sama kita hadirkan keajaiban dalam kehidupan Pak Ade dan anak-anak nya. Bantuan kita akan menyelamatkan mereka.
Disclaimer: donasi yang terkumpul akan dipergunakan untuk segala kebutuhan Keluarga pa Ade terutama untuk evakuasi dan bedah rumah, serta untuk biaya pendidikan Lina Juga untuk dipergunakan oleh penerima manfaat lain serta program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
Bantu Pak Ade Perbaiki Rumah Tepi Jurang
terkumpul dari target Rp 100.000.000