“Orang-orang taunya kami yang buta ini biasanya kerjanya cuma 3P. Pijat.. Pengamen.. sama Pengemis..”

Jum’at 27 Maret 2020, saya berkesempatan untuk menelepon Heru Nugroho, koordinator Paguyuban Tunanetra Muslim Purawakarta. “Saya buta ketika bangun pagi di bulan Agustus 2010. Alhamdulillah, saya pernah bisa ‘melek’, saya tau warna merah kuning hijau. Tapi teman-teman saya, banyak yang buta sejak lahir. Wajah mobil, becak mereka gak tau. Bayangkan hidup seperti itu. Saya sih anak kemaren sore. Masih sempet liat dunia. Itu anugerah. Anugerah luar biasa”

(foto : Pak Heru)

Pak Heru tak ingin merasa ‘gelap sendirian’. Akhirnya setelah melalui keterpurukan dan depresi panjang akibat hilang pengelihatan, Pak Heru mengumpulkan tunanetra lainnya di sekitar Purwakarta. Jadilah Kebanyakan dari mereka adalah tukang pijat.

Biasanya mereka berkumpul sebulan sekali untuk pengajian sambil bercerita kisah hidup masing-masing. Tapi pada silaturahim terakhir mereka terasa sedih dan sendu. Semuanya bercerita tentang betapa sulitnya mencari nafkah ditengah wabah Corona. Tak ada satupun warga yang mau dipijat. Yang mengamen tak tau harus mengamen dimana karena tak ada keramaian. Apalagi para pengemis.

Belum lama, rekan-rekan Rumah Zakat memberi bingkisan kornet kepada mereka. Itu hanya sekaleng kornet, tapi mereka bahagia luar biasa. Padahal masih banyak kebituhan pokok lainnya yang belum terpenuhi, dan hampir mustahil untuk terpenuhi di tengah wabah dan dengan keterbatasan mereka. Yang mereka butuhkan adalah subsidi untuk bertahan hidup. Minimal untuk 14 hari.

Pastikan kamu salah satu orang yang peduli pada mereka. Mari hadirkan kebahagiaan untuk para tunanetra di Purwakarta. Uluran tangan kita bisa membuat hidup mereka lebih baik. Mau bantu?

Caranya :

1. Klik DONASI SEKARANG
2. Masukkan nominal terbaik untuk membantu para tunanetra
3. Pilih metode pembayaran dan selesaikan transaksinya
4. Share campaign ini kepada grup-grup terdekatmu

Terima kasih, Sahabat!

Disclaimer

1. Donasi yang terkumpul akan disalurkan uuntuk bantuan kesejahteraan dalam bentuk sembako atau uang tunai untuk para penyandang tunanetra yang berjuang menghadapi corona, di Bandung, Purwakarta, dan di tempat lainnya di Indonesia.