5 Tahun Menderita Kanker Wajah
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Meski Malu dan sering bikin jijik pembeli, namun mau bagaimana lagi, kalau saya tidak jualan kami makan darimana.makanya saya terus pakai masker, takut bikin orang lain jijik, meski kalau pakai masker rasanya sangat panas dan gatal" Pak Yayat mengisahkan sambil tertunduk.
Untung tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak. Bermula dari luka akibat terjatuh dari sepedah, kini pak Yayat (58) harus hidup dengan luka yang tak kunjung sembuh di wajahnya. Beliau di vonis menderita kanker di wajahnya. Pria yang berprofesi sebagai pedagang keliling ini sudah lebih 5 tahun harus hidup dengan luka yang terus terbuka dan tak kunjung sembuh. Jangan tanya sakitnya, hampir setiap malam Ia bahkan tak dapat tidur nyenyak karena rasa perih, gatal dan panas yang terus mendera nya.
Namun apa daya meski ingin sekali sembuh, namun ketiadaan biaya memaksa pak Yayat hanya bisa mengobati sakitnya tersebut dengan ramuan kampung alakadarnya, pernah beberapa kali memeriksakan diri ke puskesmas terdekat, namun dengan penghasilan tak lebih dari Rp. 30.000 pak Yayat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan keluarganya meskipun jauh dari mencukupi.
Tak Ingin berpangku tangan, sang istri, Ibu Robiah ( 47 ) pun bekerja apapun yang mampu Ia kerjakan, termasuk menjadi Marbot masjid dan kuli cuci setrika jika ada yang meminta jasa nya, namun tak banyak yang Ia hasilkan hanya berkisar Rp. 20.000 sampai Rp. 30.000 itupun tidak setiap hari.
Ketakutan terbesar pak Yayat adalah takut Anak-anaknya putus sekolah dan kondisinya menjadi beban bagi keluarga. Meski dengan menahan sakit dan malu, setiap hari tak perduli panas atau hujan, pak Yayat berangkat berjualan kemana saja mencari tempat-tempat keramaian untuk Ia menggelar barang dagangan nya.
"Meski Malu dan sering bikin jijik pembeli, namun mau bagaimana lagi, kalau saya tidak jualan kami makan darimana.makanya saya terus pakai masker, takut bikin orang lain jijik, meski kalau pakai masker rasanya sangat panas dan gatal" Pak Yayat mengisahkan sambil tertunduk.
Dengan kondisi kanker yang semakin parah, dan badan yang semakin lemah pak Yayat lebih memilih terus berjualan ketimbang mengobati sakitnya, karena baginya pendidikan anak-anak dan pemenuhan kebutuhan keluarganya lebih utama ketimbang menhobati sakitnya tersebut. Bersama sang istri mereka mengabaikan rasa sakit dan lelah nya. Padahal sakit yang di deritanya bukanlah sakit yang ringan, melainkan sakit kanker yang bisa kapan saja merenggut nyawanya.
Insan Baik, jangan biarkan kondisi pak Yayat semakin parah, mari kita bersamai perjuangannya dengan do'a dan donasi terbaik kita, adalah uluran tangan kita yang menjadi sala satu jalan datangnya kesembuhan dan kebahagiaan bagi pak Yayat dan keluarga.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan pak Yayat dan keluarga, terutama untuk pengobatan pak Yayat. Juga akan digunakan oleh penerima manfaat lainnya serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan yayasan Amal baik insani.
5 Tahun Menderita Kanker Wajah
terkumpul dari target Rp 100.000.000