
Patungan Bantu Difabel Penjual Tisu Wujudkan Mimpi Anaknya
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Kebanyakan orang akan mengeluh dengan pekerjaan dan tuntutan hidup yang mereka jalani.
Tidak halnya dengan Pak Saepulloh (55), seorang penyandang disabilitas. Kedua kakinya melengkung dan terpelintir ke dalam, kedua tangannya pun tak sempurna. Pak Saepul mengidap kelainan genetik.
Meski dibawah panas terik matahari dan aspal jalanan, tidak membuat semangatnya hilang untuk mengais rezeki sebagai penjual tisu di lampu merah.
Dengan gigih ia mencari nafkah demi dirinya dan anak semata wayangnya. Ia tak peduli kulitnya terbakar matahari dan rasa sakit kakinya pun tidak ia rasa lagi.
Asalkan halal, meski hanya dapat 30 ribu ia terima dengan ikhlas dan sabar.
“Tisu nya, Pak, Bu..“ - Ujar Pak Saepul.
Pak Saepul tinggal di kontrakan kecil seorang diri, sudah lama ia pisah dengan sang istri. Sedangkan anak semata wayangnya ikut dengan mantan istrinya.
Tapi selayaknya seorang ayah, meski ia tinggal terpisah dengan sang anak dan pendapatannya tak seberapa, tapi ia selalu sisihkan untuk keperluan anaknya.
Bahkan ia rela untuk menahan lapar agar bisa menghemat pengeluaran, hanya air putih sebagai pengganjal rasa laparnya. Karena Ia harus membagi antara bayar sewa 300 ribu perbulan dan keperluan anaknya.
"Melani, anak saya adalah mutiara bagi saya, saya akan melakukan apa saja demi membahagiakan dia. Saya gak mau anak saya seperti saya. Dia harus jadi orang sukses" – Lanjut Pak Saepul.
Untuk memenuhi kebutuhannya, ia harus banting tulang setiap hari, pergi jam 5 pagi dan pulang larut malam. Kadang dagangannya tak laku sama sekali, jadi ia tidak bisa makan dan menabung.
Anaknya lah yang menjadi penyemangatnya, sebagai motivasi dirinya untuk terus berusaha.
Dengan menggunakan sepeda hasil pinjaman dari adik iparnya, ia mengayuh sepedanya sambil menahan rasa sakit menuju tempatnya kerja. Selama kurang lebih 2 jam beliau menempuh perjalanan.
Karena penghasilan tak seberapa, membuat Pak Saepul kesulitan membayar kontrakan, bahkan ia sering nunggak berbulan-bulan.
Ketika kami berkunjung ke kediamannya, beliau menunjukan pesan singkat dari anaknya yang sudah lama ia simpan.
"Ayah, kalau ada rezeki Melani pengen dibeliin tas dan sepeda yang ada keranjangnya buat sekolah."- Kata Anaknya.
"Saya sedih mas, sudah lama keinginan anak saya belum saya penuhi. Saya ingin anak saya seperti anak lainnya" – Tambahnya.
Setiap orang tua rela melakukan apa saja untuk membahagiakan anaknya.
Pak Saepul menunjukkan jika keterbatasannya tidak menjadi penghalang untuk tetap menjalani hidup layaknya orang yang lahir “Sempurna”. Ia hanya ingin anaknya bahagia dan dapat sekolah setinggi tingginya.
Kesehatan Pak Saepul, semakin menurun, ia sering merasakan sakit di kakinya. Sebelum bekerja, ia selalu mengkonsumsi obat penahan sakit.
Karena itu, Pak Saepul ingin punya sepeda motor roda tiga. Selain untuk memudahkan aktifitasnya, sepeda yang selama ini ia pakai juga hasil pinjam.
Sahabat kebaikan, Pak Saepul adalah salah satu potret pejuang nafkah difabel yang tengah berjuang untuk hidup dalam keterbatasannya.
Sedekah terbaikmu tentu akan membantu Pak Saepul untuk hidup lebih baik dan meringankan beban hidupnya. Untuk itu, Yuk! Kita Sisihkan Sedekah Terbaik Untuk Pak Saepul.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan Pak Saepulloh. Selain itu, akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.

Patungan Bantu Difabel Penjual Tisu Wujudkan Mimpi Anaknya
terkumpul dari target Rp 100.000.000