Bantu Pak Ngadiman, Penggali Batu Yang diamputasi
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Ngadiman, lelaki berusia 36 tahun, warga jln. Revolusi Samarinda, memiliki seorang anak yang duduk di kelas 6. Saat ini istrinya, Musri tengah hamil dan mereka sedang menanti kelahiran anak ke-2. Mereka tinggal di rumah kontrakan sederhana yang ditempati oleh 3 keluarga, yaitu Orang tua Pak Ngadiman dan adik perempuan beserta suami dan anak2nya.
2 tahun terakhir ini, Pak Ngadiman mencoba peruntungan sebagai penggali batu mandiri. Penghasilannya hanya di dapat jika ada pengumpul yang datang untuk membawa hasil galian tersebut, tapi itu tidak setiap hari. Walaupun penghasilan tak menentu, Alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan bisa membiayai sekolah anaknya, hingga kini duduk di kelas 6 SD.
Pagi itu, Pak Ngadiman berangkat kerja seperti biasa. Tidak ada firasat akan ada musibah yang menimpanya. Saat sedang menggali batu, tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar yang langsung mengenai kaki kirinya, Pak Ngadiman masih sempat melompat ke bawah dari tempatnya saat itu diketinggian 3 meter. Saat sudah terjatuh di bawah, batu-batu kembali berguguran menimpa dan menimbun bagian kaki Pak Ngadiman. Sehingga Pak Ngadiman tidak bisa bergerak dan hanya bisa pasrah sambil berdoa untuk keselamatannya.
Setelah keadaan aman rekan-rekan kerja Pak Ngadiman sesama penggali batu segera memberikan bantuan dan melarikan Pak Ngadiman ke RS terdekat. Saat diberikan pertolongan itulah diketahui bahwa kaki kirinya putus dan harus diamputasi.
Biaya perawatan dan pengobatan Pak Ngadiman selama di RS terasa sangat besar bagi keluarga Pak Ngadiman. Istrinya yang semula ikut berkerja sebagai asisten Rumah Tangga untuk membantu keuangan keluarga saat ini sedang istirahat karena sudah hamil besar 8 bulan. Keluarga ini kini tak ada sumber pendapatan karena keduanya tak bekerja. Terpaksa untuk membayar biaya RS mereka harus meminjam ke keluarga dan tetangganya.
Untungnya BPJS yang masih dalam proses saat Pak Ngadiman kecelakaan sudah bisa digunakan pasca kaki Pak Ngadiman di amputasi. Sehingga untuk kontrol yang intensif dilakukan 2 kali seminggu beserya obatnya bisa ditanggung BPJS.
Saat ini keadaan Pak Ngadiman sudah cukup membaik, meski rasa sakit masih kerap terasa di kakinya. Saat rasa sakit menyerang Pak Ngadiman harus memakan obat pereda rasa sakit untuk mengatasinya. Dan itu bisa sampai 8 kali dalam sehari. Untuk Kontrol ke RS kini sudah bisa dilakukan setiap dua minggu. Dengan obat yang masih terus rutin dikonsumsi. Dan untuk obat ini Pak Ngadiman kini harus menebus sendiri karena tidak ditanggung lagi.
Sahabat, Pak Ngadiman berharap bisa segera sembuh dan bisa berkerja lagi demi menafkahi keluarga. Pak Ngadiman sangat berharap ada para dermawan yang bisa membantu melunasi biaya pengobatannya yang masih terhutang dan juga untuk biaya perawatan kakinya yang masih terus harus diobati karena saat ini Pak Ngadiman belum bisa berkerja.
#SahabatBerbagi, Mari berikan uluran tangan kita untuk kesembuhan Pak Ngadiman.
Bantu Pak Ngadiman, Penggali Batu Yang diamputasi
terkumpul dari target Rp 50.000.000