Bantu Pemulung Lansia Bertahan Hidup di Gudang Bekas
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Inilah kisah menyayat hati yang dialami Pak Entis Sutisna (60 tahun), badannya gemetar karena sering menahan rasa sakit dan lapar. Ia hidup sebatangkara dibekas gudang yang jauh dari kata layak.
Beberapa bagian kayu tempat tinggal nya juga sudah rapuh dan dipenuhi sampah bekas memulung. Jika hujan datang, ia akan kehujanan. Karena atapnya banyak yang bolong, dindingnya pun terbuat dari kayu dan triplek bekas.
Hanya tikus dan kecoa yang kini bisa menemani bapak setiap harinya, karena tak ada penerangan yang bisa menerangi saat bapak beristirahat.
Untuk bertahan hidup, bapak harus mencari barang bekas ditempat sampah. Tapi tidak setiap hari ia bisa mendapat banyak uang, kadang dalam sehari ia tidak dapat sama sekali karena barang bekasnya tidak bisa dijual.
Bahkan bapak pernah menahan lapar dan tak makan apapun selama 2 hari karena tak memiliki uang sedikit pun. Bapak hanya bisa menahan perut yang sakit di gubuk tempat tidurnya seorang diri.
Kadang bapak hanya melamun didepan gubuknya sambil menahan lapar, karena ia tidak punya uang sama sekali untuk makan.
"Nemu makanan ditempat sampah juga sudah alhamdulillah pak,” - Ungkap Pak Entis.
Jika sakit melanda, bapak hanya bisa menangis sambil terus melantunkan do’a agar bisa segera disembuhkan.
Keterbatasan ekonomi membuat istri bapak pun harus pergi meninggalkan bapak. Dan bapak tak memiliki satu pun anak, sehingga terpaksa kini bapak harus hidup seorang diri tak ada yang menemani.
Sahabat kebaikan, itulah kisah Pak Entis Sutisna yang kini harus berjuang sendiri diusia yang sudah renta. Maukah kamu sisihkan sedikit rezeki yang dimiliki agar pak Entis bisa menikmati masa tuanya dengan layak.
Bantu Pemulung Lansia Bertahan Hidup di Gudang Bekas
terkumpul dari target Rp 100.000.000