Pengabdian Pak Dadang Untuk Anak Anak Di TPA
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Abah mengamalkan sedikit ilmu yang abah mampu, kasihan anak-anak ini kalau tidak ada yang bimbing ilmu agama, minimal mereka tau bab wudhu dan sholat walaupun hidup di tempat sampah" Ucap Abah Dadang
Abah Dadang (58 tahun) adalah satu dari ratusan orang yang tinggal dan menggantungkan hidup dari tumpukan sampah di TPA sarimukti sebagai pemulung. Namun ada yang berbeda dari sosok abah, kepedulian beliau akan masa depan anak-anak di TPA membuat Abah harus membatasi kegiatan memulungnya hanya sampai pukul 11 siang, yang berarti berkurang pula hasil memulungnya di bandingkan dengan para pemulung lainya.
Ketika pemulung lain bisa menghasilkan Rp. 50.000 sampai Rp. 80.000, abah paling hanya menghasilkan setengah dari itu. Karena dari pukul 12 siang Abah mewakafkan waktunya untuk mengurus masjid kecil yang ada di lingkungan TPA.
Iya Abah Dadang adalah marbot sekaligus guru mengaji bagi anak-anak yang ada di sekitar TPA. Tanpa di bayar dan seringkali harus sampai mengejar-ngejar dan memanggil anak-anak didiknya dari Toa masjid untuk datang mengaji, abah tidak pernah mengeluh dan ikhlas menjalani pilihannya tersebut.
"Kalau dulu ada sekitar 50 orang anak yang mengaji disini, sekarang tinggal 20 orang itupun yang kecil-kecil dan tak jarang harus di jemput ke rumah mereka atau di panggil pake Toa. Sedang yang sudah besar udah pada gak mau mengaji lagi, mereka lebih memilih cari duit dengan memulung atau nyortir" Cerita Abah Dadang kepada kami.
Seperti pemulung lain abah tinggal di sebuah gubuk yang lebih mirip seperti tenda alakadarnya yang terbuat dari berbagai material sampah, dari mulai terpal, sampai sepanduk dan kardus bekas adalah dinding dan atap tempat tinggalnya. Jangan bicara aspek kesehatan dan kenyamanan, bahkan untuk menghalau panas dan hujanpun seringkali gubuk tersebut tidak sanggup menghalaunya. Belum lagi bau sampah yang 24 jam menjadi atmosfer di lingkungan tersebut.
Bukan tidak ingin hidup "normal" Dan melakukan pekerjaan lain, namun keterbatasan pendidikan dan keahlian membuat Abah harus ikhlas setiap hari selama lima belas tahun ini mengais-ngais dan mengumpulkan sampah.
Ketika kami tanya apa impian beliau, beliau hanya ingin anak-anak di TPA mendapat pendidikan yang lebih layak dan mesjid tempat mereka belajar menjadi lebih layak, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak sehingga mereka semangat untuk mengaji dan belajar
Insan Baik, mari kita bersama-sama bantu wujudkan impian dan cita-cita Abah Dadang untuk menghadirkan tempat mengaji dan belajar yang lebih layak dan menyenangkan bagi Anak-anak di TPA sarimukti.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan dipergunakan untuk santunan Abah Dadang, renovasi, pengadaan perlengkapan belajar dan mengaji, serta biaya kebersihan masjid TPA sarimukti juga untuk masjid, mushola dan madrasah lain yang membutuhkan.
Pengabdian Pak Dadang Untuk Anak Anak Di TPA
terkumpul dari target Rp 100.000.000