Kakinya melengkung dan bengkok seperti terpelintir kedalam, seorang ayah yang mengidap penyakit langka ini tertatih-tatih mendorong roda sejauh 20 kilometer untuk jualan baso, sehari cuma dapat 20 ribu. Ia berjuang mati-matian demi menghidupi anak dan istri.

Setiap orang tua rela melakukan apa saja untuk membahagiakan sang anak. Meski dalam kondisi sulit, mereka berjuang mati-matian untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.

Hal inilah yang dirasakan oleh bapak Ahmad Happy fariyanto (41 tahun) dengan kaki melengkung dan bengkok kedalam.

Berawal saat usia 5 tahun terkena polio, namun naas kaki dan tulangnya rapuh sehingga saat bermain bersama teman-temannya kaki bapak Happy patah.

Kini, untuk menopang berat tubuhnya, pak Happy harus menggunakan penyangga besi yang terpasang dikakinya.

"Seumur hidup saya harus menopang badan menggunakan besi yang terpasang dikaki ini."~Ungkap pak Happy sambil memasang besi penyangga dikakinya

Semua mata tertuju pada pak Happy setiap ia berjalan, sering juga berpegangan pada tembok di sekitarnya.

Ditengah keterbatasan yang dimilikinya, pak Happy terus mendorong roda baso dagangannya. Tak peduli terik matahari dan panasnya aspal jalanan disiang hari, ia tetap menjajakan baso yang dagangannya. Berharap ada pundi-pundi rupiah yang bisa dibawanya pulang untuk makan anak dan istrinya.

"Kalau saya tidak jualan, nanti anak dan istri saya tidak bisa makan." ~Ungkap pak Happy

Demi keluarga ia rela bersimbah keringat ditengah keterbatasan yang dimilikinya. Ia tak pernah peduli kalau harus menahan lapar, yang penting istri dan anaknya bisa makan.

Dengan dagangan yang sederhana dan modal seadanya, pak Happy terus berjuang ditengah keterbatasannya tanpa mengandalkan orang lain.

Sahabat kebaikan, perjuangan pak Happy begitu luar biasa. Ditengah keterbatasan yang dimilikinya ia masih terus berjuang walaupun dengan susah payah. Untuk itu yuk berikan doa, dukungan, dan donasi terbaikmu agar pak Happy bisa memiliki modal yang layak ditengah keterbatasannya saat ini