Perjuangan Nurul Mengurus Sang Nenek
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“pengen ngebanggain orang tua, pengen masuk pesantren jadi qori” ujar Nurul
Nurul Hikmah berusia 8 tahun, ia duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar. Ibu Nurul sudah meninggal ketika Nurul berusia 3 tahun. Sekarang Nurul tinggal bersama neneknya yang berusia 75 tahun di sebuah rumah panggung kecil di tengah hutan.
Rumah Nurul hanya berdinding kayu yang sudah lapuk, bahkan dinding dapurnya hanya ditutupi satu lembar terpal. Sulitnya akses jalan dan tidak adanya biaya menyebabkan rumahnya belum bisa dialiri listrik, bahkan untuk mandipun Nurul harus bolak balik mengambil air ke sungai yang jaraknya cukup jauh, sedangkan untuk sekedar mencuci piring biasanya ia memanfaatkan aliran air sawah di belakang rumahnya.
Di usianya yang masih belia, Nurul harus mengurus neneknya yang sudah tidak bisa melihat. Dari mulai menyiapkan makan, mengerjakan pekerjaan rumah dan membantu aktivitas sehari hari neneknya.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari hari, setiap pagi nurul berangkat ke sekolah sambil membawa sekotak gorengan yang dia ambil dari orang lain untuk dijual di sekolah. Keuntungan yang didapat dari berjualan hanya 20 ribu per hari, itupun jika gorengan habis terjual.
Karena rumah Nurul yang terpencil dan akses jalan yang sulit, maka Nurul harus melewati jalan setapak dan menyebrangi sungai untuk sampai ke sekolah. Namun jika turun hujan dan aliran sungai menjadi deras, nurul tidak bisa pergi kemana-mana kemana-mana, terdapat jalan pintas yang jaraknya tiga kali lipat lebih jauh sehingga terpaksa tidak dapat berangkat ke sekolah dan berjualan sehingga harus makan seadanya karena tidak mendapatkan uang.
Nurul memiliki penyakit gatal-gatal sejak kecil, sayangnya karena ketidakadaan biaya nurul belum pernah memeriksakan penyakitnya ke dokter. Jangankan untuk berobat untuk makan sehari hari saja Nurul dan neneknya masih kesusahan. bagi nurul mempunyai lemari baju merupakan hal yang paling mewah karena selama ini nurul selalu menyimpan baju-bajunya hanya di dalam karung.
Ketika melihat teman yang lain bersama ibu mereka, nurul merasa sedih dan ia teringat akan ibunya yang sudah tiada. Besar harapan Nurul untuk bisa membanggakan orang tuanya. Ia bercita-cita menjadi seorang Qori dan ingin masuk pesantren.
Sahabat kebaikan, Nurul adalah saudara kita yang selalu bersemangat dalam hidupnya bahkan dengan keadaan yang sudah ditinggal orang tuanya, yuk kita ulurkan tangan membantu Nurul untuk menggapai harapannya.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Nurul dan kebutuhan lainnya. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan yayasan Global Sedekah Movement.
Perjuangan Nurul Mengurus Sang Nenek
terkumpul dari target Rp 50.000.000