Nenek Fatimah merupakan seorang mualaf asal desa Balam, Pekan Baru ia tinggal bersama cucunya di sebuah kontrakan milik saudara jauhnya di Graha Tanjung Anom. Setahun terakhir ia berjualan koran di persimpangan jalan depan RS Siti Hajar Medan.

Dalam sehari nenek Fatimah menjajakan koran sebanyak 50-100 eksemplar dengan keuntungan 50 ribu rupiah perhari. Dua bulan terakhir kondisi kesehatan nenek fatimah memburuk, bahkan ia sampai harus menggunakan tongkat kayu untuk berjalan.

Cucunya Tia saat ini berusia 15 tahun, ia sempat gagal menyelesaikan studinya di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Karena terkendala biaya ditambah dengan kondisi sang nenek, akhirnya Tia harus ikhlas menerima takdir.

Namun gagal menyelesaikan studi di SMP, tidak menyurutkan langkah Tia untuk menggapai cita-citanya. Sejak lama Tia ingin menjadi Perancang Busana, kekuatan mimpinya ini ia wujudkan dengan mengikuti pembelajaran Paket B di PKBM Yabes, Simalingkar Medan.

Pendidikan Luar Sekolah diikuti Tia setiap hari Senin dan Selasa mulai pukul 8.00 pagi hingga tengah hari. Tia harus menggunakan angkutan umum (angkot) untuk sampai ke tempat pendidikannya dengan biaya 10 ribu/hari (pulang pergi).

Di PKBM Yabes, Tia harus membayar biaya pendidikan sebesar 1 juta rupiah agar bisa mengikuti Ujian Nasional Paket B tahun 2019 mendatang. Sebagai dasar ijazah untuk melanjutkan sekolah ke SMK 8 Jurusan Tata Busana seperti harapan dan cita-citanya.

Selain itu, Tia juga berusaha membantu neneknya dengan berjualan Misop di depan rumah tetangganya dengan penghasilan 40 ribu perhari. Nenek Fatimah saat ini berharap ada uluran tangan untuk meringankan bebannya demi mewujudkan cita-cita Tia sang cucu.

Yuk sahabat bantu Tia wujudkan cita-citanya, kita ringankan juga beban nenek Fatimah dengan berdonasi melalui Sharing Happiness. Sebesar apapun, akan sangat bermanfaat bagi mereka, Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia bersama Sharing Happiness!!!