Jualan Sepi Pembeli, Lansia Dhuafa Menahan Lapar
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Sudah 3 hari jualan sepi, kadang nggak ada yang beli sama sekali. Kadang beberapa kue jajanan yang mak jual rusak dan nggak bisa dijual lagi. Padahal cuma dagangan itu harapan satu-satunya mak untuk beli beras hari ini." ~ungkap Mak Yeni
Langkahnya tertatih. Sangat pelan ia berjalan, tangan dan kakinya kadang gemetar membawa dagangan. Saat dagangannya tak ada yang laku, mak tidak punya uang untuk beli makanan.
Kala perut mulai keroncongan, mak yeni berhenti sejenak dan beristirahat. Laparnya diganjal dengan meneguk sebotol air putih yang dibawanya dari rumah.
Meski sudah berkeliling hingga langit gelap, mak belum mengantongi uang sepeser pun karena tak ada satu pun yang laku. .
"Kalau hari ini tidak laku, mudah-mudahan besok ada rezekinya." ~ungkap mak Yeni
Sejak Suaminya meninggal dunia 2 tahun lalu, mak tinggal seorang diri disebuah rumah kumuh yang tak layak huni. Hari-harinya penuh dengan kesunyian tak ada yang menemani.
Mak punya 4 orang anak, namun yang 3 telah meninggal dunia. Tinggal 1 itu pun kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan untuk makan pun kadang suka meminta ke mak..
Jika rasa sakit mendera. Mak hanya bisa menangis sambil menahan rasa sakit itu sendirian. Tak ada makanan atau pun obat yang dimilikinya. Hanya air mata dan lantunan doa yang terus mak panjatkan kepada sang maha pencipta sambil memanggil-manggil almarhum suaminya yang telah tiada.
Mak punya keinginan kecil yaitu memiliki warung di rumahnya.
Sahabat kebaikan, mak yeni adalah salah satu potret dari jutaan lansia yang masih harus meniti hidup di usia senjanya. Untuk itu, yuk kita lukis senyuman diwajah mak Yeni dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki. Agar mak yeni bisa tersenyum bahagia di sisa usianya
Jualan Sepi Pembeli, Lansia Dhuafa Menahan Lapar
terkumpul dari target Rp 100.000.000