Satu Buah Pacul Untuk Menafkahi Satu Keluarga
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Ketakutan terbesar saya, saya takut karena tidak kuat oleh himpitan ekonomi Suami atau Anak saya nekad dan gelap mata mengambil jalan pintas dan melakukan kejahatan. Makanya saya selalu wanti-wanti semiskin dan se sulit apapun hidup kita, saya tidak mau di kasih makan dengan uang haram dan saya tidak akan mengeluh meski harus menahan lapar" Ibu Nining mengungkapkan ke khawatiran nya kepada kami.
Perkenalkan ini Yana ( 18 tahun), meski sudah remaja Yana masih berperilaku layaknya Balita, bahkan Yana tidak bisa berbicara. Semua kebutuhan Yana harus di Bantu oleh sang Ibu Mak Nining atau sang kakak Yadi. Yana belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali, sedang sang Kakak Yadi terpaksa harus putus sekolah di kelas 5 Sekolah Dasar. Himpitan Ekonomi membuat Yadi terpaksa mengubur mimpinya untuk terus bersekolah dan Yana Pun sudah tidak pernah mendapatkan pengobatan sama sekali.
"Kalau lihat orang Pergi kesekolah Yana suka begegas pakai tas dan tepuk tangan kegirangan, dulu waktu kakaknya masih sekolah suka ikut kakaknya sampai ke depan, Namun karena biaya Yadi pun cuman sampai Kelas 5 SD" Bu Nining Mengisahkan sambil Tertunduk.
Yana sebetulnya terlahir normal, namun di usia satu tahun ia sempat terjatuh dan mengalami kejang, namun karena tidak ada biaya, Yana tidak dibawa ke Rumah sakit. Kini Yana hanya menghabiskan hari-harinya di sebuah gubuk bekas sebuah gudang di tengah kebun yang sudah terbengkalai yang Ia sebut Rumah bersama Orang Tua dan sang Kakak.
Meski kondisinya jauh dari kata layak dan sangat membahayakan, namun keluarga ini terpaksa harus ikhlas menerimanya, bahkan bangunan itupun milik orang lain. Alhamdulillah sang pemilik mengijinkan mereka tinggal di situ.
Bukan tak ingin memiliki tempat tinggal sendiri, namun pekerjaan sang kepala keluarga pak Deni (42) sebagai penarik Becak jauh dari memadai apalagi kini sang juragan sudah menjual semua becaknya, tinggalah kini pak Deni bekerja apapun yang mampu dia kerjakan dan apapun yang orang lain suruh.
Alhamdulillah sudah satu minggu ini pak Deni Bersama Yadi putra sulungnya mendapat pekerjaan menjadi kuli bangunan.
"Alhamdulillah sudah satu minggu ada pekerjaan di proyek sekolah, setelah gak narik becak pernah berjualan sate Usus keliling sama yadi tapi karena korona gak bisa jualan akhirnya habis semua sama modalnya buat makan. Cerita pak Deni kepada kami.
Ibu Nining mengisahkan, seringkali keluarga ini hanya makan rebusan daun singkong tanpa nasi, jika sudah beberapa hari sang suami atau si sulung tidak mendapat pekerjaan meski sudah menawarkan jasanya sebagai kuli kasar kesana sini. Bukan tanpa alasan, keterbatasan keahlian dan pendidikan serta modal membuat keluarga ini hanya mampu mengerjakan pekerjaan kasar.
"Ketakutan terbesar saya, saya takut karena tidak kuat oleh himpitan ekonomi Suami atau Anak saya nekad dan gelap mata mengambil jalan pintas dan melakukan kejahatan. Makanya saya selalu wanti-wanti semiskin dan se sulit apapun hidup kita, saya dan Yana tidak mau di kasih makan dengan uang haram dan saya tidak akan mengeluh meski harus menahan lapar" Ibu Nining mengungkapkan ke khawatiran nya kepada kami.
Ketika kami bertanya apa keinginan keluarga ini, Yadi mengutarakan keinginannya untuk memiliki modal agar bisa berjualan keliling lagi bersama sang Bapak juga ingin sekali merenovasi gubuknya karena khawatir ambruk dan menimpa keluarganya, sedang Bu Nining ingin sekali menyekolahkan Yana ke SLB meski hanya satu tahun, karena meski Yana tidak bisa mengutarakanya namun bu Nining dapat menangkap impian yana.
Insan Baik, Marilah kita bantu wujudkan mimpi-mimpi keluarga ini dengan doa dan donasi terbaik kita, InsyaAllah sekecil apapun yang di berikan akan sangat berarti bagi Yana dan kelurga, dan InsyaAllah menjadi pahala yang terus mengalir kepada kita.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan Yana dan keluarga terutama untuk modal usaha dan perbaikan tempat tinggal. Juga akan digunakan oleh penerima manfaat lainnya serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan yayasan Amal baik insani.
Satu Buah Pacul Untuk Menafkahi Satu Keluarga
terkumpul dari target Rp 100.000.000