Urgent Bantu Kang Badri Segera operasi Mata
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Kata-kata pedas, tidak dihiraukan dan tidak dihargai itulah pil pahit yang harus di telan kang Badri (37). Setelah 2 tahun terakhir mengalami kebutaan total, bukan dari orang lain namun dari sang istri yang kini memilih pergi meninggalkan kang Badri bersama Nazril (9) Putra mereka.
"Saya tidak menyalahkan, siapa yang tahan hidup bersama orang buta yang tidak punya penghasilan jelas kadang makan kadang tidak dan tinggal pun menumpang" Ungkap kang Badri terbata-bata dengan suara beratnya.
Tinggal menumpang di rumah seorang kerabat terpaksa harus di jalani mantan Kuli perkebunan sawit ini. Kang Badri di kenal sebagai seorang pekerja keras sekaligus tulang punggung keluarga, bahkan sampai merantau ke lampung untuk menjadi kuli perkebunan sawit pernah Ia jalani.
Dulunya, Kang Badri bisa melihat, namun berangsur penglihatannya menjadi berkabut dan samar-samar ketika Ia bekerja di kebun sawit. Namun kini matanya sama sekali tak bisa melihat, hanya suara dan bimbingan Nazril Yang menjadi lentera dan penyemangat hidupnya.
"Sebetulnya ketika masih bekerja memanen buah sawitpun penglihatan saya sudah samar, namun dengan di pandu dan di temani Nazril, saya masih bisa memaksakan bekerja meski hasilnya jauh dari seharusnya" Kang Badri mengisahkan.
"Namun semenjak saya buta permanen saya di minta untuk meninggalkan Mes karena akan di tempati orang lain yang akan bekerja, saya pun terpaksa pulang ke Cianjur bersama anak dan istri saya" Kang Badri Menambahkan.
Orangtua kang Badri sebetulnya masih ada di kampung meski sudah sangat sepuh, namun Ia enggan menjadi beban bagi orangtua. hingga Ia memilih tinggal di rumah kerabat yang akan di jual dan sementara kosong. Sambil bekerja bantu mengolah lahan milik orang lain meski hanya di upah Rp. 25.000 sehari karena memang hasil kerja kang badri terbatas tidak seperti mereka yang sehat, itupun tidak setiap hari.
Meski kang Badri pun tidak tahu sampai kapan Ia di ijinkan tinggal menumpang, dan entah kapan rumah yang Ia tempati itu akan terjual, dan Ia beserta Nazril terpaksa harus pindah.
Kini ke khawatiran terbesar kang Badri adalah pendidikan dan masa Depan Nazril yang saat ini duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.
"Nazril adalah semua alasan saya bertahan serta isi dari do'a-doa saya, saya takut ia putus sekolah dan hidup di jalanan" Kang Badri mengungkapkan keresahannya.
Terakhir kang Badri berobat satu tahun lalu, Dokter bilang Ia harus di operasi transplantasi kornea mata dengan biaya berkisar Rp. 80.000.000 untuk sebelah matanya, namun semenja itu ia tidak pernah lagi di obati, selain tiada biaya dan tidak memiliki Bpjs, Ia pun enggan lagi merepotkan orang lain yang mengantarnya.
Begitulah kisah hidup pelik yang dijalani Ayah dan anak ini. Mereka menanti keajaiban dengan hati was-was karena sewaktu-waktu mereka bisa kehilangan tempat menumpang dan Nazril putus sekolah.
Meski terasa berat dan hampir tidak mungkin bagi kang Badri untuk dapat melihat kembali,
Namun sampai sekarang itu masih menjadi impian Beliau. Sebagai muslim, Kang Badri hanya bisa berdoa dan berpasrah pada Allah SWT.
Insan Baik, maukah kamu ulurkan bantuan untuk Kang Badri agar dapat melihat kembali dan memiliki modal usaha untuk kembali bangkit demi masa depan Nazril putra semata wayang nya. Mari alirkan pahala jariah dengan sedekah dan do'a terbaik kita.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan dipergunakan untuk pengobatan, modal usaha dan pemenuhan kebutuhan kang Badri dan Nazril lainnya, serta akan di gunakan untuk penerima manfaat lainnya juga kegiatan sosial kemanusiaan dan program lainnya dibawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Urgent Bantu Kang Badri Segera operasi Mata
terkumpul dari target Rp 100.000.000