Tangisan Guru Ngaji Yang Berjuang Dari Kanker Ganas
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Luapan air mata Bu Siti sudah tidak bisa di bendung lagi, setelah menahan rasa sakit selama aktivitas mengajar, ia langsung mengurung diri dikamar nya sambil merintih menahan sakit kanker yang di deritanya"
Setiap hari Bu Siti Hindasyah (52 tahun) harus di hantui dengan rasa sakit yang semakin hari semakin menjadi sampai ia tidak sadarkan diri, karena air matanya sudah tidak kuat lagi untuk menahan sakitnya.
Keadaan ekonomi keluarganya yang membuat Bu Siti harus pandai menyembunyikan penyakitnya dari anak-anak, namun keadaan berkata lain, Bu Siti tidak bisa menahan rasa sakit kanker payudara yang ia derita, yang akhirnya ia harus dilarikan ke RS.
Semenjak itulah anak-anaknya tahu bahwa sang ibu nya menderita penyakit yg hampir belasan tahun ia sembunyikan. Dan begitu juga dengan murid-murid ngajinya yang sangat kehilangan, saking ingin ngajinya mereka semua berbondong-bondong mendatangi ibu guru nya yang sedang sakit, Bu Siti pun merasa senang dikerumuni anak didiknya sambil berbaring beliau sempatkan untuk mendengarkan anak didiknya baca Al-Qur'an.
"Asri Zaqiyah (24 tahun) anak ketiga dari ibu Siti, karena penyakit ibunya yang sudah semakin parah, dan membutuhkan pendampingan ke RS apalagi sekarang sudah mulai di kemo, yang setiap selesai di kemo Bu Siti ngedrop, maka ia dan suaminya memilih untuk menemani ibu nya dalam ikhtiar menjemput kesembuhan nya".
Sementara anak bungsunya yaitu Sona Amalia (16 tahun) yang sedang belajar di asrama salah satu pesantren memilih untuk pulang pindah sekolah karena takut ibu nya kenapa-napa seperti yang dialami oleh almarhum ayah nya
"Kini Bu Siti harus terus menjalani kemo, karena keterbatasan ekonomi ia tidak bisa membeli susu yang dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi dampak setelah di kemo, akhirnya beberapa kali setelah di kemo Bu Siti mengalami pengedropan yang luar biasa sampai harus dilarikan ke IGD.
Di samping susu yang harus di konsumsi setiap setelah melakukan kemo, Bu Siti juga tidak boleh banyak pikiran, keduanya saran dari dokter tidak bisa ia laksanakan, kenapa tidak? Karena selain tidak punya uang untuk beli susu, beliau juga dituntut untuk pembayaran sekolah anak nya karena mau menghadapi ujian.
Sungguh luarbiasa kekuatan sang ibu demi anak nya, dalam kondisi sakit ia menyempatkan diri untuk menghadap ke sekolah demi minta permohonan agar anaknya bisa mengikuti ujian..
Begitulah setiap bulan nya Bu Siti hanya bisa memaksakan normalnya aktivitas untuk mencari biaya anak nya itu selama kurang lebih satu Minggu, karena sisanya Bu Siti harus tergeletak tak berdaya paska kemo.
Kini Bu Siti sangat membutuhkan uluran tangan kebaikan sahabat semua, agar beliau lancar dalam ikhtiar menjemput kesembuhan nya. Yang menjadi harapan terbesarnya ia ingin sembuh dan bisa cari nafkah lagi, untuk biayai sekolah anaknya.
Sahabat, Bu Siti tidak ingin anaknya putus sekolah. Yuk, kita patungan untuk membantunya, agar anak yatim nya tetap bisa sekolah. In syaaAllah, sekecil apapun nominal yg sahabat berikan akan sangat berarti buat Bu Siti, dan do'anya anak yatim akan menjadi tabungan atas kesuksesan kita di dunia dan akhirat.. Aamiin...
Tangisan Guru Ngaji Yang Berjuang Dari Kanker Ganas
terkumpul dari target Rp 100.000.000