Tolong! Selamatkan Nyawa Anak Dari Kanker dan Tumor
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Di usia yang masih muda, seharusnya mereka bermain dan bergembira di luar rumah. Bukan terbaring diatas tempat tidur dan tak bisa lepas dari selang infus dan alat medis lainnya. Bukan hal mudah bagi mereka untuk berjuang, ribuan sel kanker pasti tak sebanding dengan tubuh kecil mereka yang hampir meregang nyawa.
Hidup dengan keterbatasan ekonomi, membuat bu Susi kesulitan menghidupi 2 anak berkebutuhan khusus. Terlebih mereka didiagnosa Mermaid Syndrome dengan kondisi kaki menyilang, lumpuh karena epilepsi dan cerebral palsy.
"Sudah 3 bulan lebih saya jualan kerupuk dan roti keliling kerumah-rumah demi bisa beli susu Alka dan Akhtar, kalau tidak dari hasil saya jualan dari mana bisa dapat uang untuk menghidupi mereka."- Bu Susi
Di sisi lain, Alka dan Akhtar butuh terapi di rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari tempat terapi. Padahal hanya itu cara supaya tubuh Alka dan Akhtar tidak kaku. Miris lagi-lagi keadaan ekonomi membuat bu Susi harus menghentikan pengobatan dan hanya dirawat seadanya.
Aris pun tak pernah menyangka, 11 tahun sudah Ia berjuang dari sakit ganas yang menyiksa. Benjolan kecil ditubuhnya semakin membesar, sekarang sudah sebesar bola basket. Dokter pun memprediksi kalau Aris tidak akan bertahan lama, tapi karena semangatnya ia tidak berhenti berjuang demi kesembuhannya.
Evan (7) dilahirkan dalam kondisi Kanker Limfoma. Awalnya hanya benjolan kecil sebesar kelereng di dagu nya. Hanya dalam waktu satu bulan kepala Evan miring ke kiri karena benjolannya terus membesar dan menekan wajahnya. Evan sempat menjalani operasi pertama, namun kankernya masih tumbuh dan terus mengeluarkan cairan dari dalam telinga. Evan pun sering menjerit dan menangis kesakitan.
Keadaan lain terjadi pada Adila, usianya baru 16 bulan tapi ia harus merasakan sakit yang teramat karena tumor dipunggungnya. Bahkan saat ini Adila hanya bisa menangis karena benjolan itu terus membesar dan rasanya sakit sekali.
Kisah yang sama dialami oleh Putri, benjolan tumor ganas membuat mata kirinya buta dan tak tertolong lagi. Semakin lama, matanya juga menghitam hingga mengeluarkan darah dan nanah dalam waktu yang sangat singkat.
“Mamahhh sakiit!!”
Jerit tangis Keisha juga tak pernah berhenti keluar dari mulut kecilnya. Bagaimana Keisha bisa menahan semua air matanya jika Ia tak bisa tidur dengan nyaman, sebab rasanya sakit sekali jika benjolan itu tertekan atau tersenggol sedikit saja.
Sahabat, dibalik semua ini, banyak diantara mereka yang tidak bisa melanjutkan perjuangan hingga kehilangan nyawa karena keterbatasan biaya.
Ayo kembalikan senyum para anak-anak pejuang kanker dan tumor di Indonesia! Jangan biarkan mereka berjuang sendirian!
Tolong! Selamatkan Nyawa Anak Dari Kanker dan Tumor
terkumpul dari target Rp 100.000.000