Tuna netra Marbot masjid Bantu Abah Utis berdaya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Bapak Utis lansia yang berumur 66 tahun dengan kondisi serba terbatas/Disabilitas yaitu abah tidak bisa melihat (Tuna Netra). Kondisi Abah yang seorang disabilitas sudah tidak bisa melihat dari kecil yaitu umur 3 tahun karena efek dari cacingan yang abah derita sejak kecil.
Walaupun Abah sudah tidak bisa melihat dari kecil tapi Abah tetap semangat untuk menjalani kehidupan.
Abah tinggal sendiri di sebuah rumah kecil,istri abah sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Abah sehari hari berjualan kopi keliling dan juga sebagai marbot mesjid di dekat rumah abah.
Sehari hari abah berkeliling kampung untuk menjajakan kopi yang ia jual. Tak banyak untuk yang ia dapat karena abah mempercayakan semua kepada pembeli,untuk menyeduh kopi ataupun bayar kopi.
Sehabis jualan,abah lanjut ke masjid untuk bersih bersih sebelum di pakai untuk solat berjamaan,sesekali abah selingi dengan membaca AL Quran sebelum solat berjamaah di mulai.
Abah berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan berjualan tanpa harus meminta minta,
"lebih baik abah berjualan daripada abah meminta minta di jalanan"-Abah utis
Meski mengalami banyak ujian hidup,abah tak pernah sama sekali mengeluh,abah selalu ceria setiap harinya.
“Allah itu tidak memberi rezeki secara cuma-cuma. Karena itu, selagi tubuh saya masih bisa berfungsi, walaupun kaki saya sering lecet karena panas matahari saya akan terus berusaha. Allah menyukai hamba nya yang berikhtiar. Saya cuma bisa Doa, semoga apa yang saya usahakan siapa tahu besok membawa rezeki untuk saya..Doa Abah Utis"..
Teman Baik, begitu besar perjuangan Abah Utis sebagai Tuna netra penjual kopi dan marbot masjid.
Tuna netra Marbot masjid Bantu Abah Utis berdaya
terkumpul dari target Rp 50.000.000