Bantu Badut Lansia Nafkahi Istri dan 10 Kucing Jalanan
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Beliau adalah kakek Dwi (63 tahun) yang berjuang mencari nafkah dengan menari berkostumkan badut di jalanan demi bisa makan untuk dirinya, sang istri, dan kucing-kucing jalanan yang ia rawatnya di rumah. Kucing-kucing tersebut dirawatnya bersama sang istri untuk mengobati rasa kesepiannya, karena selama puluhan tahun pernikahan mereka belum dikaruniai keturunan.
Saat ini Kakek Dwi memelihara lebih dari 10 ekor kucing terlantar yang ia bawa dari jalanan, ia merawat dengan sepenuh hati sampai kucing tersebut sembuh dan sehat. Kakek Dwi dan sang istri, Ibu Karwati (57 tahun) tinggal disebuah rumah petak kecil yang sangat sederhana. Meskipun hidup di tengah keterbatasan, Kakek Dwi sering menyisihkan sebagian rezekinya untuk membeli makanan kucing. Karena menurutnya, merawat kucing adalah sedekah dan menjadikan keberkahan dalam hidup. Terlebih kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW.
Berbagai profesi sudah pernah ia lakoni, dari mulai bekerja di sebuah perusahaan yang kini telah bangkrut hingga menjual kopi asongan. Ujian dalam hidup pun ia selalu hadapi dengan sabar, tak pernah ia mengeluh dengan keadaan.
"Saya ingin seperti badut, tidak ada badut yang sedih, tapi senyum semua. Begitulah hidup, apapun yang terjadi saya selalu bersyukur dan tersenyum". Tambahnya sambil tersenyum
Setiap hari dari siang hingga malam hari, ia lakoni pekerjaannya ini. Kakinya sering menahan rasa sakit, ditubuhnya terpasang kostum yang cukup berat sambil menari-nari kecil berdiri di pinggir jalan untuk menghibur orang yang lewat disekitarnya. Barangkali ada yang terhibur dan mau menyisihkan sebagian rezekinya untuk dirinya, dengan harapan ada kepingan rupiah yang bisa dibawanya pulang untuk makan pada hari itu.
"Dulu bersama teman, saya punya usaha badut sulap panggilan untuk acara ulang tahun. Namun karena covid tidak boleh ada keramaian. Jasa badut pun sepi dan hampir tidak ada panggilan sama sekali. Akhirnya selama hampir 3 tahun ini, saya menari di jalananan". Tambahnya
Penghasilan yang didapat perharinya tidaklah banyak, sekitar 15 ribu-50 ribu. Ada kalanya kakek pun tak dapat uang sama sekali, apalagi jika cuaca hujan. Tak jarang mereka pun terpaksa harus tidur dengan perut yang lapar, hanya bisa minum air putih saja. Jika masih ada persediaan beras, mereka hanya bisa makan pakai kecap yang dituangkan ke nasi.
"Jika hari ini tidak dapat rezeki, mudah-mudahan besok ada". Ungkap Kakek Dwi sambil tersenyum dengan mata berkaca-kaca
Seiring berjalannya waktu, usianya semakin bertambah dan kesehatannya pun semakin menurun. Jika ada rezeki, Kakek ingin sekali mempunyai usaha warung kelontong, agar ia tidak perlu menari lagi. Beliau pun ingin sekali mempunyai tempat tinggal yang layak agar istri dan kucing-kucing peliharaannya dapat hidup dengan layak.
Sahabat Berbagi, yuk bantu Kakek Dwi untuk mewujudkan mimpinya! Kakek ingin di ujung usianya hidup layak bersama istri dan juga bisa merawat kucing-kucingnya dengan baik.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi segala keperluan Kakek Dwi. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program mobil makan gratis dan penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.
Bantu Badut Lansia Nafkahi Istri dan 10 Kucing Jalanan
terkumpul dari target Rp 100.000.000