Bantu Atasi Kekeringan Di Provinsi Jawa Timur
terkumpul dari target Rp 25.000.000
Kekeringan di Musim Kemarau, 25 Kabupaten di Jatim Disuplai Air Bersih
Surabaya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim memprediksi puncak kemarau di Jatim terjadi pada Agustus 2019. Hingga kini, kemarau masih memasuki fase awal.
"Sekarang ini masih awal musim kemarau. Nanti puncaknya baru sekitar Agustus," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono di Surabaya, Minggu (28/7/2019).
Kendati demikian, Suban mengatakan telah ada 15 daerah yang telah ditetapkan siaga, dan tanggap darurat kekeringan. Lima belas diantaranya yakni Magetan, Tulungagung, Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, Tuban, dan Nganjuk.
Selain itu, ada Kabupaten Pasuruan, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, Sampang, Lumajang, Kabupaten Probolinggo dan Bondowoso. Suban menyebut kabupaten ini membutuhkan suplai air.
Suban menambahkan suplai air dilakukan di lebih dari 15 daerah, tepatnya ada di 20 kabupaten. Namun memang, lima kabupaten belum menyatakan status tanggap darurat.
Suplai air ini, lanjut Suban, dikirim melalui mobil tangki. Sedangkan setiap desa akan mendapat tangki air dengan kapasitas 5.000-6.000 liter setiap hari. Tercatat ada 172 desa dari 78 kecamatan.
"Hasil pemetaan dari 38 kabupaten di Jatim, yang alami kekeringan 28 kabupaten. Sudah ada 20 kabupaten yang dropping air. Itu 172 desa, dan 78 kecamatan," ungkap Suban.
Lalu, mengapa tidak semua daerah yang kekeringan mendapat suplai air? Suban menyebut dari hasil pemetaan, 28 kabupaten ini telah dibagi sesuai kriteria status keringnya.
Sebanyak 24 kabupaten kering kritis, dan empat daerah lainnya kering langka. Rinciannya, ada 566 desa di 180 kecamatan yang kering kritis. Kemudian 236 desa di 93 kecamatan kering langka, dan 20 desa di 14 kecamatan alami kering terbatas.
Suban menambahkan pihaknya memang membagi tiga kategori kering. Pertama yakni kering langka terbatas dengan ketersediaan air per orang per hari hanya 30-60 liter dan jarak ambil air dari rumah 500 meter.
"Kedua kering langka itu ketersediaan air bagi masyarakatnya hanya 10-30 liter saja, dengan jarak ambil antara 500 sampai tiga kilometer. Terakhir kering kritis, ketersediaan air kurang dari 10 liter per orang per hari dengan jarak air lebih dari 3 kilometer," pungkasnya.
Bantu Atasi Kekeringan Di Provinsi Jawa Timur
terkumpul dari target Rp 25.000.000