Tulang Punggung Remuk 35 Tahun Hanya Mampu Terbaring
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Namaku Jejen, usiaku saat ini 66 tahun. Saat ini aku tidak lagi mampu bekerja meskipun aku ingin. Aku tak mampu lagi merasakan bagian bawah tubuhku. Dari mulai bagian perut hingga ujung kakiku sudah tak mampu merespon apapun. Hal ini bukannya tanpa alasan, semua dimulai semenjak kecelakaan lalu lintas yang aku alami 35 tahun yang lalu.
Sejak saat kejadian itulah aku hanya bisa terbaring seperti ini, hanya bisa menatap langit-langit yang sama. Yang terkadang membuat aku merasa sangat kesepian saat aku sendiri di sini. Aku Rindu melihat awan dan gunung, merasakan terpaan angin atau hangatnya sinar mentari pagi.
35 tahun yang lalu aku mengalami tragedi yang tidak pernah bisa aku lupakan. Saat aku masih dalam keadaan sehat dan keluargaku baik-baik saja. Saat aku sangat ingin membahagiakan Kurniawan, putraku yang masih berusia 6 tahun. Aku mengalami kecelakaan lalu lintas tragis yang membuatku kehilangan sebagian besar fungsi tubuhku. Sejak saat itulah aku tak mampu lagi berjalan dan tanganku menjadi sangat lemah. Jari-jariku tak lagi mampu berfungsi dengan normal seperti sebelumnya.
Aku hanya bisa terbaring menangisi keadaan yang tak mampu aku rubah. Berbagai usaha telah aku coba untuk kembali sembuh, namun apalah daya takdir berkata lain. Harta bendaku habis untuk usaha pengobatanku. Hingga akhirnya aku harus merelakan isteriku meminta untuk bercerai denganku.
Semenjak aku bercerai, aku terpaksa menumpang di rumah mantan isteriku dengan anakku Kurniawan. Hal itu karena aku tak lagi memiliki sanak saudara dan tempat lain untuk aku tinggal. Belum lagi aku tak mampu melakukan apapun tanpa bantuan anakku.
Terkadang aku merasa sangat bersalah dan Iba kepada anaku karena apa yang aku berikan padanya belumlah cukup. Namun selama 35 tahun aku menjadi beban baginya hingga Ia tak bisa mengejar mimpi-mimpinya karena harus terus menjaga dan merawatku. Itulah mengapa saat anakku mengatakan, “Pak maafkan anakmu ya pak, karena belum bisa membahagiakan bapak”.
Saat itu hatiku menjerit, aku yang belum memberikan apa-apa, namun Ia merelakan usia dan masa mudanya untuk merawatku. Terimakasih Tuhan telah menganugerahkan seorang anak yang sangat berbakti padaku.
Anakku bekerja sebagai buruh angkut di pengisian ulang air mineral. Aku tahu penghasilan anakku tak seberapa. Namun ia masih mau mengurusku selama 35 tahun ini sungguh hal yang tak pernah aku duga. Padahal jika Ia mau tentu bisa saja Ia bekerja di pabrik atau mengikuti ajakan sahabatnya untuk bekerja di luar kota fengan penghasilan yang jauh lebih besar.
Menjadi pengantar Air mineral Ia lakukan agar setiap saat Ia bisa melihat keadaan serta mengurus kebutuhanku. Dua jam sekali ia akan datang melihat keadaanku dan membalikan tubuhku agar punggungku tidak luka. Untuk makan, minum dan membersihkan tubuhku semua ia lakukan tanpa aku mendengarnya mengeluh sekalipun sejak dulu.
Aku saat ini sadar bahwa dengan keadaanku saat ini sudah tak mungkin lagi untuk disembuhkan. Namun setidaknya aku berharap aku bisa melihat lagi langit yang cerah, aku ingin merasakan lagi hangatnya sinar matahari menyinari tubuhku.
Saat ini aku ingin merasakan suasana di luar sana, namun aku sadar dengan keadaanku. Aku juga tak ingin semakin menambah beban anakku. Aku berharap mempunyai tempat tidur yang bisa mudah untuk dipindahkan. Tempat tidur dengan roda dibawahnya agar anakku mudah untuk memindahkan aku sewaktu-waktu tanpa harus menggendong tubuhku.
Namun aku tak mungkin memintanya pada anakku karena aku tahu untuk kehidupannya saja pasti sudah sulit mengingat penghasilannya yang alakadarnya. Aku juga ingin mempunyai televisi agar aku bisa setidaknya melihat dunia di sekelilingku meski aku tak bisa kemana-mana. Aku sudah tak tahu lagi apa yang terjadi di sekitarku. Setidaknya dengan adanya televisi aku bisa mengusir rasa kesepian yang kerap hadir saat aku tengah sendiri.
Dan yang terpenting aku ingin melihat anaku bahagia dan memiliki usahanya sendiri agar tidak terlalu berat beban kehidupannya.
Insan Baik, maukah membantu mewujudkan mimpi-mimpi pak Jejen dan menjadi perantara ijabah yang maha kuasa atas do'a-do'a beliau selama ini dengan memberika donasi terbaik kita.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk mewujudkan mimpi pak Jejen termasuk memberikan modal usaha untuk Pak kurniawan putra Jejen juga untuk kebutuhan pokok pak Jejen lainya. Serta untuk membantu para penerima manfaat lain dan keberlanjutan program-program sosial kemanusiaan di bawah naungan dan pendampingan Amal baik insani
Tulang Punggung Remuk 35 Tahun Hanya Mampu Terbaring
terkumpul dari target Rp 60.000.000