1.763 sudah tiada! Menunggu apalagi untuk Palu?
terkumpul dari target Rp 150.000.000
CERITA DI BALIK SEBUAH PERISTIWA GEMPA DAN TSUNAMI PALU
Sebelum peristiwa gempa dan tsunami melanda Kota Palu, Ayu Mardianti (49) berangkat ke Kota Jakarta untuk bertemu dengan temannya yang akan menikmati liburan bersama di Hongkong.
Namun liburan tersebut harus sirna. Saat tiba di Hongkong, Ayu mendapatkan kabar tidak baik dari Kota Palu, gempa dan tsunami melanda Kota Palu pada Jumat sore (28/09). Sebelumnya, Denisa anak kedua Ayu sempat meminta untuk membelikan pakaian dan kerudung kepada ibunya. Denisa ingin pakaian yang langsung menyatu dengan kerudung.
Ayu mencoba mencari di internet dan jejaring sosial, namun yang muncul hanyalah kain kaffan. Tapi tidak terpikir jika permintaan Denisa akan sama dengan peristiwa yang melandanya.
Sementara itu, setelah mendapat kabar bencana, Ayu langsung mencoba menghubungi kelima anaknya yang berada di Palu. Namun sayang, saat menghubungi Denisa (28 tahun) anak keduanya itu, seluruh alat komunikasi terputus.
Setelah mendapatkan pesawat dan tiba di Kota Palu, Ayu langsung mencari keberadaan anaknya namun Febrianto suami Denisa mengatakan istrinya hilang saat bencana terjadi.
Setelah berkeliling Denisa pun tidak ditemukan, Ayu hanya bisa pasrah dan berdoa. Doa seorang ibu pun terkabulkan. Langkah kaki Ayu tiba-tiba menuju sebuah bangunan yang berada di pesisir pantai Talise.
Firasat seorang ibu terbukti benar, Denisa berada di dalam reruntuhan bangunan tersebut.
Tangisan tak bisa tertahankan, Ayu memegang tangan Denisa sambil berdoa, tiba-tiba keajaiban pun datang. Jenazah Denisa yang 4 hari pasca bencana terjadi seharusnya sudah kaku namun setelah membacakan doa tangan tersebut menjadi lentur.
Satu pesan yang tak bisa dilupakan oleh Ayu. Denisa ingin menunaikan ibadah haji bersama keluarganya.
Maha Besar Allah, semoga Denisa diterima iman islamnya dan ditempatkan di tempat yang paling indah, yaitu surga.Aamiin.
* * *
RUMAH ZAKAT KIRIMKAN TIM EVAKUASI DAN BUKA LAYANAN MEDIS UNTUK KORBAN GEMPA PALU
Hingga saat ini, korban akibat bencana gempa dan tsunami kota Palu dan Donggala mencapai 1763 korban jiwa. Puing-puing bangunan dan rumah warga berserakan rata dengan tanah, begitu juga dengan penemuan korban meninggal terus bertambah setiap harinya.
Tim relawan Rumah Zakat membantu melakukan evakuasi di daerah terkena dampak bencana tersebut, salah satunya di kawasan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Rumah Zakat telah mengirimkan 19orang tim evakuasi yang siap terjun setiap harinya, meskipun ditengah matahari yang terik, semangat Relawan tak surut sedikitpun dalam mencari, membantu dan mengevakuasi para korban.
.
"Kali ini kita akan mencari dan mengevakuasi korban, di daerah petobo, meski cuaca sangat panas, kita tetap semangat, itulah tujuan kami berada di sini," ungkap Nurmansyah Relawan Rumah Zakat.
Sahabat, bencana telah terjadi dan mengakibatkan banyak korban di Sulawesi Tengah. Mari terus selipkan doa dan berikan bantuan untuk mereka.
1.763 sudah tiada! Menunggu apalagi untuk Palu?
terkumpul dari target Rp 150.000.000